Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog Kriminal UGM: Pencegahan Klitih dengan Cara Ini

Kompas.com - 14/01/2022, 06:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan ini atau pada akhir 2021, kasus klitih (kejahatan jalanan) kembali terjadi di Yogyakarta. Hingga mencuat di media sosial Twitter dengan tagar #YogyaTidakAman dan #SriSultanYogyaDaruratKlitih.

Mengutip berita Kompas.com, sebenarnya istilah klitih yang marak di pemberitaan media terjadi sekitar 2016. Pada saat itu tercatat ada 43 kasus kekerasan yang melibatkan para remaja.

Meski demikian, kriminal yang melibatkan remaja buka menjadi hal baru di Yogyakarta. Karena ternyata sudah ada sejak 1990-an.

Baca juga: RSA UGM: Seperti Ini Penanganan Pasien Diabetes Melitus

Terkait kembali terjadinya kasus klitih di Yogya, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui talkshow di kanal Youtube UGM Channel menghadirkan pakar sosiologi kriminal dan psikologi perkembangan.

Pentingnya peran keluarga

Adapun pembahasannya mengenai pentingnya peran lembaga keluarga sebagai "kunci" penting dalam pengentasan kasus klitih.

Menurut Sosiolog Kriminal UGM, Drs. Soeprapto, S.U., terdapat permasalahan yang kompleks di balik tindak perilaku klitih tersebut.

Hal ini dimulai dari persoalan telah terciptanya organisasi terstruktur, doktrinasi para alumni yang mewariskan permusuhan, dan lain sebagainya.

Karena itu, untuk menyelesaikannya maka diperlukan upaya sistematis dan terintegrasi. ia berharap semua pihak harus turut andil dalam pengentasannya.

"Saya mengharapkan bahwa penanganan ini jangan hanya dibebankan pada aparat keamanan atau pemerintah," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini yang Harus Dilakukan jika Omicron Datang

Namun hendaknya dilakukan secara sistemik, yakni melingkupi:

  • lembaga keluarga
  • lembaga pendidikan
  • lembaga agama
  • lembaga pemerintah
  • termasuk masyarakat

Namun dari lembaga itu, Soeprapto mengatakan lembaga keluarga merupakan lembaga awal dan mendasar bagi setiap orang.

Oleh karena itu, jika lembaga keluarga tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yakni terkait fungsi sosialisasi, perlindungan, afeksi, dan lain sebagainya, maka upaya pengentasan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga di luar keluarga akan terancam percuma.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan keluarga untuk mencegah terjadinya klitih. Soeprapto menjelaskan bahwa tindak perilaku klitih rata-rata terjadi lepas tengah malam.

Lembaga keluarga pada waktu-waktu tersebut sebaiknya peka terhadap keberadaan anggota keluarganya, yakni apakah yang bersangkutan ada di rumah atau tidak dan lain sebagainya.

Waspada rekam jejak pelaku

Sementara itu, Psikologi Perkembangan, Dr. Arum Febrianti, M.A., turut sepakat bahwa upaya pencegahan terbaik adalah dimulai dari institusi keluarga.

Arum mengatakan mereka para pelaku klitih tidak serta merta tiba-tiba menjadi seorang kriminal. Ada rekam jejak di balik semua itu yang kemudian dikenal sebagai jalur perkembangan seseorang.

Artinya sudah banyak hal yang telah dialami oleh seorang anak. Lantas jika keluarga tidak bisa berfungsi memberikan contoh yang baik, melindungi keluarganya, dan lain sebagainya, maka anak berpeluang terjerumus kepada tindak perilaku klitih.

Baca juga: Seperti Ini Contoh Bahan Makanan Sehat di Instalasi Gizi RSA UGM

Oleh karena itu, kontrol orang tua, kedekatan emosi, dan membangun komunikasi dengan anak itu sangat penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com