Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LTMPT: Selain Nilai Rapor, 2 Hal Ini Berpengaruh di SNMPTN 2022

Kompas.com - 04/01/2022, 15:54 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengadakan konferensi pers pembukaan penerimaan mahasiswa baru, Selasa (4/1/2022).

Salah satu jalur penerimaan mahasiswa baru yang paling dekat akan dilaksanakan yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022.

Ketua LTMPT Prof. Mochamad Ashari mengatakan, pada penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN atau jalur undangan ini calon mahasiswa diundang untuk diseleksi dari nilai rapor dan prestasi lainnya.

"Untuk SNMPTN kuotanya minimal 20 persen dari kuota masing-masing perguruan tinggi. Biaya ditanggung pemerintah dalam penerimaan jalur SNMPTN," kata Prof. Ashari dalam konferensi pers yang juga disiarkan langsung di kanal YouTube LTMPT, Selasa (4/1/2022).

Baca juga: Dokter RSND Undip Jelaskan Gejala Asma dan Upaya Pencegahannya

SNMPTN 2022 diikuti 125 perguruan tinggi

Pada SNMPTN 2022 diikuti oleh 75 PTN akademik, 39 politeknik negeri serta 11 perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama.

Salah satu tahapan yang harus dilalui dalam SNMPTN 2022 yakni pengisian Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS) oleh sekolah pada 4 Januari 2022. Pada proses ini, sekolah perlu registrasi dan membuat akun LTMPT selanjutnya mengisi PDSS.

Sedangkan untuk siswa baru bisa membuat akun LTMPT pada 10 Januari hingga 15 Februari 2022.

"Baru dibuka 4 Januari untuk akun LTMPT sekolah langsung usernya bisa sampai 2,4 juta pada saat baru dibuka. Ini rawan terjadi kemacetan di IT. Sehingga kita geser untuk sekolah dulu kemudian tanggal 10 Januari baru siswa bisa membuat akun LTMPT," ucap Prof. Ashari.

Rektor ITS ini menegaskan, SNMPTN 2022 ini dasar diseleksinya dari nilai rapor dan portofolio kemudian dilakukan seleksi oleh masing-masing perguruan tinggi.

SNMPTN diperuntukkan bagi siswa berprestasi unggul

Ketua Pelaksana LTMPT Prof. Budi Prasetyo Widyobroto menambahkann, jalur SNMPTN ini memang diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang punya prestasi unggul.

Menurutnya, kuota SNMPTN 2022 hanya 20 persen dan kuota di tiap-tiap sekolah berbeda sesuai akreditasi yang dimiliki. Seperti sekolah dengan akreditasi A mendapat kuota sebesar 40 persen.

"Hal ini berarti anak-anak hebat dari masing-masing SLTA," ujar Prof. Budi.

Budi menekankan, ada perbedaan kualitas antara SLTA yang satu dengan yang lain.
Misalnya nilai sama-sama 90 antara SLTA satu dengan yang lain memiliki perbedaan.

Baca juga: Alfamidi Buka Lowongan Kerja SMA/SMK-S1, Disabilitas Bisa Melamar

Dalam SNMPTN 2022, LTMPT sifatnya hanya memfasilitasi, para rektor atau direktur perguruan tinggi yang memilih calon mahasiswa terbaik untuk diterima.

"Kalau bicara siapa yang menentukan diterima atau tidak itu keputusan ada di rektor atau direktur masing-masing perguruan tinggi," tandasnya.

Indeks sekolah dan histori berpengaruh

Selain nilai rapor dan kualitas sekolahnya, ada histori dari masing-masing sekolah yang satu dengan yang lain.

Oleh perguruan tinggi akan dinilai dan diberi Indeks Sekolah dihitung dari data yang disediakan LTMPT. LTMPT menyediakan data pada 5 tahun terakhir jumlah siswa yang mendaftar baik di jalur SNMPTN, SBMPTN dan jalur Mandiri.

Baca juga: Despro ITS Beri Golden Ticket di SNMPTN 2022, YouTuber Bisa Daftar

Dalam SNMPTN 2022, nilai rapor atau prestasi siswa nilai akhir dikalikan dengan Indeks Sekolah. Budi mengatakan, nilai rapor tidak ada artinya atau tidak terlalu besar. Kemudian Indeks Sekolah dikalikan rerata nilai rapor siswa tersebut dan muncul nilai akhir yang angka tersebut dipakai untuk seleksi di perguruan tinggi.

"Nilai rapor relatif antar-SLTAnya, sangat tergantung dari Indeks Sekolah jika ada prestasi lain dari nilai akhir ditambahkan dari penghargaan tersebut," tandas Prof. Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com