Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unhas Inovasi Bumbu Penyedap Rasa Pakai Bahan Ini

Kompas.com - 29/12/2021, 05:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bumbu penyedap rasa biasanya pakai bahan dasar ayam, daging sapi atau jamur. Tapi ternyata ikan juga dapat digunakan sebagai bahan dasar penyedap rasa.

Seperti halnya yang dilakukan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan melakukan inovasi.

Adapun inovasinya berupa bumbu penyedap rasa dengan bahan dasar utama Ikan Peperek (atau disebut juga ikan Bete-bete).

Baca juga: Webinar Unhas Bahas Varian Baru Covid-19 dan Efikasi Vaksin

Inovasi ini merupakan hasil penelitian Prof. Dr. Ir. Meta Mahendradatta, Guru Besar Bidang Teknologi Pangan Unhas yang memanfaatkan ikan tersebut sebagai bahan utama.

Berbahan ikan paperek

Menurut Prof. Meta, Ikan Peperek tergolong berharga murah dan jumlahnya melimpah. Awal mula inovasi tersebut hadir mengingat sebagian besar bumbu penyedap yang dimanfaatkan masyarakat berbahan dasar dari daging atau ayam.

Pemanfaatan ikan sebagai bahan utama masih sangat kurang. Sedangkan di wilayah Indonesia terlebih Provinsi Sulawesi Selatan kaya akan hasil tangkapan ikan.

Hal ini yang menjadi alasan utama inovasi bumbu penyedap berbahan ikan hadir dengan bahan baku Ikan Bete-bete atau Peperek yang belum banyak digunakan.

Saat ini, pengelolaan Ikan Peperek masih terbatas pada proses pengeringan untuk dijadikan ikan asin. Padahal, dengan inovasi lebih akan meningkatkan nilai tambah ikan tersebut.

Djelaskan, bahan dasar ikan yang digunakan terlebih dahulu diproses secara fermentasi menghasilkan terasi ikan dengan penambahan cengkeh dan kayu manis.

Baca juga: Keren, Mahasiswa Unhas Inovasi Material Antipeluru

Ini dimaksudkan mencegah pembentukan histamin. Selanjutnya terasi yang terbentuk dihancurkan dan ditambahkan bumbu dan rempah lainnya.

"Jadi prinsipnya adalah memaksimalkan penggunaan ikan yang kurang dimanfaatkan," ujar Prof. Meta seperti dikutip dari laman Unhas, Senin (27/12/2021).

Proses produksi lama

Dalam menghasilkan inovasi tersebut, Prof. Meta mengaku tantangan yang dirasakan jika hasil tangkapan ikan berfluktuasi, maka akan berpengaruh terhadap proses produksi. Selain itu, durasi proses fermentasi yang cukup lama juga menjadi tantangan tersendiri.

Olehnya itu, perlu perhatian khusus agar hasilnya tidak rusak atau kurang baik. Namun, berbagai hambatan dapat terselesaikan dengan kerja sama tim dan ketepatan durasi yang dilakukan.

Adapun bahan-bahan yang diperlukan yakni Ikan Peperek dengan bahan pendukung seperti cengkeh, kayu manis, garam, bawang putih dan bawang merah.

Pada masa mendatang, Prof. Meta akan mengupayakan agar memperpendek waktu fermentasi untuk proses produksi agar lebih efisien.

Selain itu, juga ditentukan kemasan yang tepat untuk produk bumbu penyedap agar mempunyai nilai jual tinggi.

Baca juga: Alumnus Unhas Hadirkan Startup Penghubung Pencari Kerja

"Harapannya tentu diversifikasi pengolahan ikan. Bukan hanya diolah menjadi sajian siap santap, tapi juga menjadi produk bumbu penyedap yang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama dan diterapkan untuk banyak jenis masakan," jelas Prof. Meta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com