Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Dikti Pastikan Pencairan Dukungan MBKM 2021 Diteruskan Tahun 2022

Kompas.com - 27/12/2021, 14:48 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Dikti, Riset dan Teknologi memastikan proses pencairan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang masih tertunda akan dilanjutkan tahun 2022 hingga semua selesai mendapatkan haknya.

Sampai dengan Desember 2021, sekitar 1.100 mahasiswa MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat), 1.000 mahasiswa KM (Kampus Mengajar), dan 780 mahasiswa PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) masih terkendala kelengkapan dokumen.

Begitu juga sekitar 600 mentor MSIB, 450 dosen pembimbing lapangan KM, dan 180 pendamping PMM.

Plt. Dirjen Diktiristek Prof. Nizam, dikutip melalui rilis resmi (27/12/2021) mengatakan pihaknya dan LPDP sejak Oktober 2021 bekerja ekstra keras untuk menghubungi satu per satu peserta, mentor, dosen pembimbing lapangan, dan pendamping yang belum melengkapi informasi sebagai syarat pencairan.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra, mentor, dan juga dosen yang telah bekerja sama dan mendampingi para mahasiswa dalam menimba pengalaman melalui program-program ini," ungkap Prof. Nizam.

"Kepada para mahasiswa yang telah mengikuti program ini, saya ucapkan selamat dan apresiasi atas kesabarannya. Kami mohon maaf atas berbagai kendala dan keterlambatan dalam pemenuhan hak mahasiswa dan mitra, perlu diingat merupakan tanggung jawab kami bahwa semua pihak akan mendapatkan pembayaran yang menjadi haknya," tegas Prof. Nizam.

"Bagi yang belum mendapatkan pembayaran sepenuhnya, tidak usah khawatir, karena pencairan kegiatan tahun 2021 masih akan diteruskan di tahun 2022 sampai semuanya selesai. Tidak ada yang haknya tidak dipenuhi," tambahnya.

Baca juga: Puluhan Ribu Mahasiswa Perguruan Tinggi Sudah Ikut Kampus Merdeka

Nizam menjelaskan berbagai program yang diberikan negara ini tujuannya agar mahasiswa dapat fokus dan bersemangat mencari pengalaman, ilmu baru, dan kompetensi untuk berjejaring.

“Banyak sekali testimoni positif yang kami terima. Kami berterima kasih kepada para peserta Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Saya berharap pengalaman berharga yang diperoleh dari mengikuti program ini akan betul-betul menjadi bekal di masa depan,” harap Prof. Nizam.

Diikuti 42 ribu lebih mahasiswa

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka membuka kesempatan yang tidak ada sebelumnya kepada ribuan mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri di luar perguruan tinggi mereka.

Tahun 2021, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah diikuti oleh sekitar 12.800 mahasiswa program MSIB, 21.700 mahasiswa program (KM), 8.200 mahasiswa PMM, dan 950 mahasiswa pada Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

Program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memungkinkan mahasiswa pesertanya serta mentor perusahaan dan dosen pendamping mendapatkan dukungan uang saku, biaya hidup, atau honor selagi menjalankan kegiatan.

Dukungan tersebut berasal dari anggaran negara. Karenanya, sebagai syarat pencairan, akuntabilitas informasi dari peserta dan proses pencairan itu sendiri sangat penting untuk dijaga.

Erwan Cerentio, salah satu mahasiswa peserta MSIB yang mendapatkan kesempatan magang di salah satu perusahaan telekomunikasi ternama menyatakan, “Erwan bisa mengalami dinamika perusahaan-perusahaan besar bahkan sebelum selesai kuliah."

"Erwan sampai nangis saat harus belajar dan berproses. Tapi, persiapan dan fasilitas yang diberikan program ini sangat membantu Erwan," ujarnya.

Baca juga: Perjalanan Kampus Merdeka sejak Diluncurkan Januari 2020

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa kesempatan mengikuti program MSIB sangat baik bagi mahasiswa.

“Erwan mendapatkan kesempatan terbaik untuk bereksplorasi dan bereksperimen. Ini adalah tiga bulan paling berharga bagi Erwan. Sulit membayangkan mahasiswa bisa bertahan di dunia profesional nantinya tanpa ada kesempatan ini,” jelas Erwan yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com