Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sunyi, Kedai Kopi Unik yang Berdayakan Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 15/12/2021, 11:48 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah kedai kopi bertembok putih melengkung dengan logo biru yang mencolok pada bagian tengah begitu menarik perhatian di tengah keramaian Jalan Utama Fatmawati, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.

Tempat yang diberi nama Sunyi House of Coffee and Hope itu didirikan oleh dua alumni Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) Mario Gultom dan Almas Nizar.

Seluruh pegawai yang ada di sana, mulai dari juru parkir, barista, sampai koki, adalah para penyandang disabilitas, sehingga pengunjung wajib menggunakan bahasa isyarat saat memesan kopi dan menu lain di Sunyi.

Awal mula Sunyi House of Coffee and Hope berdiri

“Ada orang pernah bilang ke aku, ‘kalau mau tolong orang, kumpulkan uang yang banyak, terus kasih ke mereka’. Padahal kalau uang itu habis, mereka akan susah lagi. Seharusnya, kita bikin wadah yang sustainable seumur hidup mereka. Itu baru namanya solusi,” tutur Mario seperti dikutip Kompas.com dari laman Ceritaprasmul.com, Rabu (15/12/2021).

Kata orang tersebut sempat membuatnya menghilangkan rencana Mario untuk terjun ke dunia socio-entrepreneurship dan membantu penyandang disabilitas.

Padahal, keinginannya sudah ada sejak 2016, saat ia masih belajar marketing dan kewirausahaan di Universitas Prasmul.

Baca juga: Universitas Prasmul Wisuda 1.022 Mahasiswa, Ada Lulusan Perdana dari 7 Prodi Baru

Singkat cerita, Almas menjadi orang pertama yang menaruh kepercayaan pada ide Mario untuk memberdayakan penyandang disabilitas melalui bisnis kedai kopi.

Mario Gultom (kiri) dan Almas Nizar (kanan), dua alumni Universitas Prasetiya Mulya sekaligus pendiri Sunyi House of Coffee and HopeDOK. Humas Universitas Prasetiya Mulya Mario Gultom (kiri) dan Almas Nizar (kanan), dua alumni Universitas Prasetiya Mulya sekaligus pendiri Sunyi House of Coffee and Hope

I believed in the idea (Saya percaya pada ide itu),” kata Almas, teman sekelas Mario di Universitas Prasmul yang juga menjadi rekan kerja di sebuah perusahaan.

Sesama alumni Universitas Prasmul, Mario paham betul pola pikir dan entrepreneurship mindset yang dimiliki Almas.

Almas mengaku, integritas adalah salah satu hal penting yang didapatkannya selama mengenyam pendidikan di Universitas Prasmul.

“Dari Prasmul, kami belajar bahwa bisnis yang baik itu berdasarkan opportunity dan problem. Kami percaya bahwa diskriminasi terhadap penyandang disabilitas adalah problem yang harus dipecahkan. Dari situlah asal-usul keberanian kami,” kata Almas.

Baca juga: Hadapi Era Industri 4.0, School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya Siapkan Kurikulum yang Sesuai Kebutuhan Bisnis

Tidak asal eksekusi, Mario dan Almas telah melalui proses research dan brainstorming panjang sampai akhirnya mereka memiliki konsep yang firm, approved, tested, dan bisa launching Sunyi House of Coffee and Hope pada awal 2019 lalu.

“Memang tidak mudah, but just take the big step (tapi ambillah langkah yang besar). Kami jamin, ke depannya akan sangat rewarding,” ucap Almas.

Sementara itu, Mario menyarankan agar para pebisnis masa depan senantiasa menyelipkan nilai kemanusiaan dalam setiap idenya.

Profit, people, planet. Jangan pernah lupa komponen tersebut sebagai pebisnis. Sekecil apa pun unsurnya, hal itu bisa memengaruhi satu orang, yang kemudian bisa memengaruhi orang berikutnya,” tutur Mario.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com