Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unpad: Ini Bahaya Hirup Debu Vulkanik Gunung Semeru

Kompas.com - 09/12/2021, 12:32 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021), berdampak pada banyak hal.

Salah satu dampaknya adalah mengganggu kesehatan korban maupun relawan yang bertugas.

Baca juga: Pakar UGM: Banjir Bandang Bisa Terjadi Pasca Erupsi Gunung Semeru

Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Arto Yuwono Soeroto menjelaskan, komponen letusan gunung berapi biasanya mengandung partikel dan gas.

Partikel tersebut salah satunya mengandung silika. Dalam keadaan akut, silika rentan menimbulkan berbagai gangguan pada saluran pernapasan.

"Pada orang yang tidak punya riwayat penyakit paru, debu-debu vulkanik dalam keadaan akut bisa bikin iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan saluran napas," ucap dia melansir laman Unpad, Kamis (9/12/2021).

Sementara bagi yang punya penyakit dasar di paru-paru, di antaranya asma hingga penyakit paru obstruktif kronik, paparan debu vulkanik akan memperberat penyakit yang dideritanya.

Bahkan jika seseorang terpapar debu vulkanik dalam jangka waktu yang lama akan berisiko mengalami kelainan paru-paru silicosis.

Selain gangguan saluran pernapasan, baik relawan maupun korban rentan terkena penyakit infeksius.

Baca juga: Pasca Erupsi Gunung Semeru, Pakar ITB Ungkap Bahaya Hirup Abu Vulkanik

Apalagi, bencana erupsi tersebut terjadi ketika masa pandemi Covid-19. Untuk itu, Covid-19 tetap menjadi ancaman utama selama berada di lokasi bencana.

Gunakan masker demi menghindari debu vulkanik Gunung Semeru

Arto menjelaskan, guna menghindari risiko dari paparan debu vulkanik, baik relawan maupun korban erupsi Gunung Semeru harus tetap menggunakan masker.

Khusus untuk relawan, Arto menyarankan untuk menggunakan masker N95.

Masker ini, menurut dia memiliki kemampuan paling baik dalam menyaring debu vulkanik.

Penggunaan masker ini disebabkan karena relawan lebih banyak bertugas di lapangan dan di lokasi yang rentan terpapar abu vulkanik Gunung Semeru.

"Idealnya pakai masker N95, tetapi semuanya dikaitkan dengan persediaan dan biaya," ucap Arto.

Sementara bagi korban yang tinggal di tenda pengungsian juga diwajibkan memakai masker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com