Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Unas Bahas Fenomena Kependudukan di Indonesia

Kompas.com - 24/11/2021, 15:35 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pusat Studi Ketahanan Universitas Nasional (Unas) berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar webinar.

Adapun webinar berjudul "Ketahanan Keluarga Berbasis Ilmu dan Pengetahuan Budaya Nusantara" ini merupakan serangakaian Dies Natalis ke-72 Unas.

Menurut Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan Kerjasama (PPMK) Unas Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., ketahanan keluarga sangat penting dan vital dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Kepala BKKBN: Upaya Cegah Stunting, Salah Satunya Berawal Kaum Muda

"Ketahanan keluarga sangat penting dan vital, terutama penerapan belajar psikologi juga kurang sesuai dengan ilmu dan budaya kita ini, karena ada gap antara lapangan dan ilmu yang ada di buku," terangnya seperti dikutip dari laman Unas.

Revolusi digital salah satu penyebabnya

Sementara itu, Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG., menerangkan revolusi digital dan globalisasi virtual itu membuat batas-batas administratif sudah hilang.

"PR kita adalah bagaimana mewariskan nilai-nilai Luhur kepada anak-anak," ungkap Hasto Wardoyo.

Dikatakan, revolusi digital globalisasi virtual membuat batas-batas administratif itu sudah hilang karena antara kabupaten satu dengan satunya, negara satu dengan negara tetangga itu batasnya sudah tidak jelas.

Baca juga: Webinar USD: Lulus Informatika Bisa Jadi Apa Saja?

Inilah menjadi bentuk dari revolusi demografi karena di dalam revolusi. Di Dalam demografi itu ada komponen migrasi penduduk sangat mempengaruhi keluarga.

"Mereka ini harus bertanya-tanya bagaimana ya mewariskan nilai-nilai luhur kepada anak-anak untuk tetap bisa mempertahankan budaya dan nilai-nilai luhur yang menjadi tantangan kita," terangnya.

Selain itu, proporsi penduduk di generasi milenial adalah yang paling banyak menggunakan teknologi, sehingga para orang tua yang ingin memaksakan diri untuk menyampaikan nilai-nilai luhur kepada anak tidak sesuai.

"Belum lagi ada orangtua yang egois, maunya memaksakan kehendak padahal tidak ngerti, padahal nasehatnya didiklah anak cucumu sesuai dengan zamannya karena dia tidak lahir di zamanmu," terang Hasto.

Dalam materinya, untuk memberikan ketahanan keluarga merupakan tantangan yang cukup besar. Pasalnya saat ini para orangtua milenial cenderung lebih individualis dan terikat dengan teknologi.

Sedangkan Ketua Pusat Studi Ketahanan Nasional Unas Iskandarsyah Siregar, S.S., M.Hum., juga mengkhawatirkan sumber daya manusia yang akan datang.

Sebagai orang tua seharusnya kita bisa:

1. membangun karakter

2. membangun sistem dan menyediakannya

"Karena kalau bicara dengan anak kita membangun karakternya dengan memberikan nilai-nilainya," ungkapnya.

Baca juga: Webinar UGM: Ini Lho yang Dipelajari Lebih Dalam di Ilmu Komunikasi

"Tren kualitas SDM kita cenderung menurun, semakin gemerlap dan keropos di dalam yang mengkhawatirkan," imbuh Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com