Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Goreng Naik, Ini Kiat dari Akademisi IPB

Kompas.com - 09/11/2021, 17:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga minyak goreng di beberapa wilayah di Indonesia melambung tinggi. Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak goreng rata-rata nasional saat ini untuk harga minyak goreng curah adalah Rp 16.100 per liter.

Sedangkan untuk harga minyak goreng kemasan sederhana, dibanderol seharga Rp 16.200 per liter dan minyak goreng kemasan premium harganya Rp 17.800 per liter.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan tengah mengupayakan agar minyak goreng tetap bisa dijangkau masyarakat.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Salah satunya dengan meminta asosiasi dan produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana minimal hingga menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2022.

“Kami meminta baik asosiasi maupun produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana untuk menjaga pasokan di dalam negeri dengan harga terjangkau minimal hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2022. Kami juga terus memantau pendistribusiannya dengan menggandeng asosiasi ritel modern agar minyak goreng kemasan sederhana mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat,” kata Oke, dilansir dari laman Kemendag. 

Fenomena ini, juga dicermati  Kepala Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara (SEAFAST Center) Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof. Nuri Andarwulan menyampaikan, ketersediaan minyak nabati dunia sedang berkurang karena pandemi. Tidak hanya itu, logistik dan transportasi juga bermasalah sehingga produksi berkurang.

“Minyak sawit diekspor untuk memenuhi kebutuhan global dengan harga yang lebih tinggi, sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan dan harga minyak goreng sawit dalam negeri. Pasar ekspor minyak sawit Indonesia di antaranya adalah China, India, Pakistan, Eropa,” kata Prof Nuri dilansir dari laman IPB.

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

Kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam. Sebab, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman.

Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.

Lebih lanjut ia menyampaikan, untuk merespon harga yang tinggi, pemerintah biasanya menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng.

Selain itu, yang harus dilakukan adalah penyesuaian HET dengan kondisi global yang berubah dan melakukan operasi pasar terhadap minyak goreng.

Prof Nuri menambahkan ada banyak cara atau teknik memasak yang tidak hanya menggoreng. Ia mengatakan, masyarakat atau rumah tangga bisa memasak dengan teknik lainnya.

Misalnya, merebus atau mengukus. Cara ini bisa dibilang menghemat penggunaan minyak goreng. Selain itu, saat ini pun banyak resep masakan yang enak di lidah dari dua teknik tersebut. 

“Yang mungkin sangat terpengaruh terhadap tingginya minyak goreng adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) gorengan dan kebiasaan orang Indonesia yang menyukai gorengan,” pungkasnya.

Baca juga: Vivo Mobile Indonesia Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com