Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 12:30 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Hari Osteoporosis Sedunia diperingati setiap 20 Oktober tiap tahunnya. Pakar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dwikora Novembri Utomo mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak usia muda.

Pada kondisi normal, terdapat keseimbangan antara proses pembentukan tulang dan proses pembongkaran tulang. Namun, pada osteoporosis, proses pembongkaran tulang lebih dominan daripada proses pembentukan tulang sehingga kepadatan tulang menjadi berkurang.

Menurut pakar yang juga bergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) itu, osteoporosis umumnya memang menyerang orang lanjut usia, tetapi orang berusia muda juga dapat mengalami osteoporosis bila memiliki faktor risiko.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Risiko, cara mencegah dan penanganan osteoporosis

Faktor risiko, lanjut Dwikora, terbagi atas faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu:

  • Wanita, disebabkan pada lansia terjadi penurunan kadar hormon estrogen yang berperang dalam pembentukan tulang.
  • Riwayat keluarga dengan osteoporosis (genetik)
  • Ras tertentu (Asia dan Kaukasia)

Faktor risiko osteoporosis yang dapat dimodifikasi, yakni:

  • Gaya hidup kurang sehat seperti kurang berolahraga
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol, kafein, dan soda yang berlebihan
  • Kekurangan kalsium dan vitamin D

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Dwikora mengatakan penting bagi seseorang untuk mulai “menabung tulang” pada usia muda karena pada usia muda terjadi puncak pembentukan tulang.

Dengan nutrisi dan gaya hidup sehat di usia muda, lanjut dia, maka kita akan memiliki tulang yang lebih baik untuk mempersiapkan kondisi di hari tua.

“Osteoporosis bisa terjadi pada semua usia meskipun memang osteoporosis lebih sering terjadi pada usia tua di mana proses pembentukan tulang lebih lambat daripada proses pembongkaran tulang,” ungkapnya seperti diungkap dari laman Unair, Kamis (21/10/2021).
Mencegah lebih baik daripada mengobati, itulah tips penting yang disampaikan oleh prof Dwikora saat ditanya mengenai tatalaksana osteoporosis.

Menurutnya, tatalaksana seseorang dengan osteoporosis yang utama adalah mencegah osteoporosis agar tidak terjadi. Dengan cara “Cukupi-Lakukan-Hindari”:

  • Cukupi kebutuhan kalsium, vitamin D, protein dan mineral lain
  • Lakukan aktivitas fisik secara rutin, berjemur di bawah sinar matahari pagi, dan deteksi dini apabila memiliki faktor risiko
  • Hindari kebiasaan buruk seperti merokok, minuman beralkohol, kafein berlebihan, diet ketat

Baca juga: Beasiswa S2 Jepang 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 18 Juta Per Bulan

Apabila sudah terjadi osteoporosis, maka tatalaksananya adalah:

  • Kenali dan atasi penyebab dari osteoporosis yang diderita karena osteoporosis bisa disebabkan oleh banyak faktor dan penyakit
  • Obat-obatan untuk mengurangi pembongkaran tulang yang berlebihan seperti bifosfonat
  • Obati komplikasi osteoporosis yang terjadi, seperti patah tulang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com