KOMPAS.com - Daging ayam termasuk komoditas pangan yang banyak diminati. Baik untuk keperluan rumah tangga atau untuk usaha kuliner.
Tak ayal lagi, bisnis ternak ayam konsumsi pun banyak dilakoni masyarakat. Baik itu ayam broiler, ayam petelur atau ayam kampung.
Namun bisnis ayam kampung masih dihadapkan pada persoalan permintaan pasar yang tinggi, namun penawaran rendah. Upaya peningkatan produksi ayam kampung perlu dilakukan agar dapat memenuhi permintaan pasar tersebut.
Menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Sudaryati, ada beberapa perkiraan yang dapat dijadikan patokan dalam meningkatkan produksi ayam kampung.
Baca juga: Viral Foto Wisudawan ITS di Makam Orangtua, Begini Kisah Sebenarnya
Tampilan atau kondisi fisik tubuh ayam merupakan faktor pertama yang dapat digunakan untuk memperkirakan produksi ayam kampung. Dia menerangkan, perkiraan tampilan produksi bobot badan dapat dilakukan melalui beberapa ciri fisik, seperti:
"Selain itu, catatan hasil perkawinan ayam juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan calon indukan yang benar-benar unggul," ungkap Sri Sudaryati seperti dikutip dari situs Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (15/10/2021).
Baca juga: Bank Danamon Buka Lowongan Kerja Lulusan D3-S1, Buruan Daftar
Biomolekuler juga dapat digunakan untuk menentukan genetik ayam. Kombinasi penampilan tubuh dan hasil penentuan genotip dari biomolekuler dapat digunakan untuk perkiraan hasil produksi bobot badan yang lebih akurat dan lebih cepat.
Sudaryati menerangkan, persilangan antara ayam jantan kampung dan betina ras petelur dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ayam kampung. Persilangan ini menghasilkan ayam super/joper/kamper.
"Dalam usaha mendapatkan ayam super tersebut harus diingat adanya male line dan female line," kata Sri.
Sri menyebut jika garis keturunan jantan harus memiliki daya hidup yang tinggi, telur besar, dan berat badan bagus. Sebab, sifat-sifat tersebut akan menurun pada anaknya.
Baca juga: Cermati Jenis Sertifikat Lomba yang Bisa Dilampirkan di SNMPTN
Sementara itu, garis keturunan betina harus memproduksi telur dengan baik, cangkang telur yang bagus, dan kualitas telur yang bagus.
Garis keturunan jantan dan betina dengan sifat-sifat tersebut akan menghasilkan ayam dengan daya hidup yang tinggi, badan besar, telur besar, produksi telur bagus, dan cangkang telur yang bagus.
"Ayam ini akan menjadi final stock sehingga tidak boleh dikembangkan," imbuhnya.
Dia menambahkan peningkatan kualitas pejantan ayam kampung harus dilakukan secara berkesinambungan oleh peternak. Tak hanya itu, terkait proses dewasa kelamin ayam jantan lebih lambat dari betina, tetapi kemampuan reproduksi ayam jantan lebih cepat turun drastis.
Baca juga: Psikolog UGM Tekankan Pentingnya Dampingi Masa Golden Age Anak
Untuk itu, pejantan sebaiknya digunakan hanya sampai umur 44 hingga 50 minggu. Hasil telur betina untuk ditetaskan bisa digunakan sampai umur 64 hingga 68 minggu.
"Produksi telur selanjutnya sudah kurang layak untuk ditetaskan tetapi masih layak sebagai telur konsumsi," tutup Sri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.