Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Devita Peraih IPK 3,58, Lulus dari Unej karena Sang Nenek

Kompas.com - 13/10/2021, 14:58 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Devita Nandasari merupakan wisudawan Universitas Jember (Unej) dari Fakultas Keperawatan. Dia lulus di periode I tahun akademik 2021/2022.

Cita-citanya ingin menjadi seorang perawat tinggal selangkah lagi. Cita-cita yang selalu dia genggam erat sejak duduk di bangku sekolah SMA itu kini bukan lagi sekedar khayalan belaka.

Baca juga: Pakar Unpad: Hati-hati Pinjol Bisa Jadi Bom Waktu Menakutkan

Pasalnya, gadis asli Magetan ini telah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember dalam waktu kurang dari empat tahun dengan IPK 3,58.

Namun siapa sangka, keberhasilan Devita dalam menyelesaikan pendidikan rupanya menyimpan sekelumit kisah menarik.

Keinginannya menjadi seorang tenaga kesehatan muncul sejak nenek yang telah membesarkannya meninggal pada saat dirinya kecil, karena penyakit tekanan darah terlalu tinggi.

"Itulah sebabnya saya sangat ingin menjadi tenaga kesehatan agar saya memahami banyak tentang berbagai penyakit dan berharap tidak ada kejadian yang seperti itu lagi di keluarga saya," kata dia melansir laman Unej, Rabu (13/10/2021).

Devita yang besar dari keluarga petani sederhana tidak membuatnya putus asa untuk melanjutkan pendidikan.

Walau hasil bertani orangtuanya hanya cukup untuk dimakan, Devita tetap ingin melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan.

Oleh karena itu, Devita sangat berharap dapat diterima dalam program beasiswa Bidikmisi.

Walaupun harus bersaing dengan banyak peserta untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi, tapi dia tetap berusaha mencobanya.

"Namun sebelum mendaftar ke Unej saya menjelaskan kepada orangtua apabila tidak mendapatkan beaisswa Bidikmisi, maka masih ada kemungkinan mendapatkan uang kuliah tunggal (UKT) terendah. Alhamdulillah ternyata lolos seleksi Bidikmisi," ungkap Devita.

Baca juga: Kisah Nurman Firdaus, Wisudawan ITS Peraih IPK 4,00

Devita menyebut, kuliah di kota yang jauh dari orangtua rupanya tidak semudah seperti yang dibayangkannya.

Pada awal perkuliahan semester satu, sering kali dia menangis karena merasa kesepian jauh dari orangtuanya. Namun hal itu tidak bertahan begitu lama.
Kesibukannya di beberapa organisasi kampus membuatnya tidak lagi merasa kesepian.

"Saya ikut kegiatan banyak di kampus mulai dari Unit Kegiatan Mahasiswa musik, olahraga, sosial dan beragam kegiatan lainnya. Dari situ saya mendapatkan banyak teman entah itu senior atau teman seangkatan," ucap Devita.

Tidak mudah bagi Devita untuk bertahan di tengah keterbatasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com