Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Undip: Diplomasi, Kunci Sukses Hadapi Perubahan Ekonomi Global

Kompas.com - 12/10/2021, 12:53 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dalam dua dasawarsa terakhir tercatat beberapa peristiwa penting yang mengubah lanskap perekonomian dunia. Mulai dari krisis keuangan global 2008 hingga pandemi Covid-19 ini.

Terkait hal itu, Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) menyelenggarakan Ambassadorial Lecture.

Temanya ialah “Diplomasi dan Pembangunan Ekonomi” dengan menghadirkan Duta Besar Republik Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, H.E. Al Busyra Basnur.

Baca juga: Dokter RSND Undip: Wanita Harus Waspada Penyakit Jantung

Menurut Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip, Prof. Dr. Suharnomo, M.Si., gejolak perekonomian global adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari oleh setiap negara dengan sistem perekonomian terbuka.

"Perubahan lanskap telah memberikan pengaruh yang fundamental pada pembangunan ekonomi setiap negara," ujarnya dikutip dari laman Undip, Selasa (12/10/2021).

Dijelaskan, perekonomian modern dan terbuka dicirikan oleh adanya saling ketergantungan antar-negara dalam aliran perdagangan barang, investasi/modal dan faktor produksi.

Untuk itu, kemampuan diplomasi sangat dibutuhkan untuk menjaga sumber pertumbuhan ekonomi eksternal.

"Diplomasi ekonomi menjadi kunci sukses setiap negara dalam menghadapi tatanan ekonomi global yang syarat akan perubahan," imbuhnya.

Sementara Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, H.E. Al Busyra Basnur dalam paparannya menggarisbawahi pentingnya diplomasi bagi negara dengan sistem perekonomian terbuka, baik diplomasi publik maupun diplomasi ekonomi.

Baca juga: Keren, Mahasiswi Undip Raih 3 Emas di PON XX Papua

Menurutnya, diplomasi ekonomi saat ini menjadi muara dari semua diplomasi internasional yang dilakukan setiap negara.

Dikatakan, Indonesia sudah sangat aktif dalam menjalankan diplomasi ekonomi di seluruh dunia untuk menjaga sumber pertumbuhan eksternal, terutama perdagangan internasional.

Meski demikian, penetrasinya belum maksimal di semua wilayah. Indonesia masih sangat tergantung pada mitra dan tujuan dagang Indonesia yang terbatas, terkonsentrasi di Amerika Serikat, Cina, Jepang dan ASEAN.

"Negara-negara Afrika, Timur Tengah dan Amerika Selatan belum dimanfaatkan secara optimal," katanya.

Al memberikan contoh keberhasilan Ethiopia dalam diplomasi internasional. Meski masih tergolong negara miskin, tetapi mencatatkan perkembangan tercepat di antara negara-negara Afrika lain.

PDB per kapita pada tahun 2020 mencapai 936 USD, setelah sebelumnya selalu menjadi negara yang selalu identik dengan kelaparan, kekeringan dan krisis politik hingga tahun 1990-an.

Adapun keberhasilan Ethiopia tidak terlepas dari keterbukaan negara tersebut untuk menerima masuknya investasi asing.

Selain penyerapan tenaga kerja, investasi asing juga memberikan dampak spillovers yang luas pada perekonomian termasuk transfer teknologi. Ethiopia berkembang dengan cepat juga karena didukung oleh pembangunan infrastruktur yang masif.

Transformasi cepat itu juga didukung oleh peran diaspora yang memberikan dukungan penuh kepada pemerintah Ethiopia.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed Dampingi Petani Kembangkan Potensi Tanaman Kemukus

"Diaspora memberi jalan kepada penduduk Ethiopia yang potensial untuk belajar ke negara yang lebih maju," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com