KOMPAS.com - Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Jakarta mengukuhkan tiga Guru Besar untuk bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran Kimia, Ilmu Biokimia, dan Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini.
Ketiga Guru Besar Tetap UNJ dikukuhkan secara luring pada Kamis, 7 Oktober 2021, di Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ, Jakarta dengan protokol kesehatan ketat dan juga pararel disiarkan daring melalui YouTube Edura TV.
Tiga Guru Besar yang dikukuhkan adalah:
Rektor UNJ, Prof. Komarudin selain memberikan selamat kepada tiga Guru Besar baru juga berharap pengukuhan ini menjadi penyemangat bagi para Guru Besar untuk terus berkarya.
"Semoga dengan pengukuhan ini dapat memberikan motivasi dan spirit untuk terus berkarya, berkontribusi, memberi manfaat bagi UNJ, masyarakat, bangsa, dan negara. Ucapan selamat juga saya sampaikan kepada keluarga, kolega, guru, dan mitra para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini," ujar Prof. Komarudin.
Baca juga: UNJ Kukuhkan Tiga Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Manajemen
Prof. Ucu Cahyana, dalam orasi Ilmiah berjudul “Integrasi Framework Pedagogi pada Mobile Learning dalam Manajemen Pembelajaran: Alternatif Meningkatkan Literasi Sains” memberikan sumbangan pemikiran pentingnya penguasaan dan peningkatan literasi sains bagi siswa.
Peningkatan literasi sains siswa, menurut Prof. Ucu, dapat dilakukan melalui integrasi framework pedagogi pada mobile learning dalam manajemen pembelajaran.
Menurut Prof. Ucu Cahyana, terdapat tiga alasan utama pentingnya, yaitu:
Prof. Ucu menegaskan, teknologi mobile learning hanya dapat terimplementasi dengan baik, dengan sinkronisasi dan sinergi antara kebijakan makro di tingkat nasional dan kebijakan mikro di tingkat sekolah.
Prof. Muktiningsih, pada orasinya mengetengahkan orasi ilmiah berjudul “Potensi Kit Pendeteksi Bakteri Penyebab Keracunan Pangan dalam Memperkuat Kemandirian Bangsa”.
Menurutnya, kasus keamanan pangan terutama keracunan makanan (foodborne pathogen diseases) sangat luas penyebarannya di Indonesia.
Untuk itu, diperlukan metode pendeteksi yang tepat dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi. Terkait hal ini, Prof. Muktiningsih telah menghasilkan 8 Kit pendeteksi bakteri penyebab keracunan pangan dengan pendekatan molekular.
"Kontribusi penting ini telah memperkaya khasanah keilmuan di bidang Biokimia dan memperkuat kemandirian bangsa, utamanya di bidang pangan," ujar Prof. Muktiningsih.
Baca juga: Guru Besar Unpad: Masa Depan Pertanian Indonesia Ada di Perkotaan
Prof. Edwita dalam orasi ilmiahnya mengangkat judul “Media Literasi Budaya Hidup Sehat di Sekolah Dasar Kelas Awal”.
Dalam orasinya ini, Prof. Edwita menjelaskan pentingnya literasi hidup bersih dan sehat dilakukan sejak dini melalui media pembelajaran yang tepat dan efektif.
Salah satunya melalui media flashcard dalam bentuk kartu gambar, kartu pantun, kartu cerita, dan kartu puisi hidup sehat. Secara mikro, pemanfaatan media flaschcard ini sangat sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, di mana siswa masih dalam tahap operasional konkret.
Sementara itu, secara makro melalui literasi budaya hidup sehat diharapkan tercipta generasi sehat, sekolah sehat, dan bangsa yang sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.