Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dua Artis Ini Cerita Tantangan Menyusui dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 01/10/2021, 12:34 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Usai bertaruh nyawa saat melahirkan anak, perjuangan seorang ibu memasuki babak baru dengan mulai menyusui buah hatinya.

Proses menyusui bayi tidak bisa dibilang enteng, karena para ibu harus memastikan air susu ibu (ASI) keluar secara lancar dan memiliki nutrisi baik. Mereka juga diharuskan menjaga kondisi fisik dan mental agar bayi merasa nyaman saat menyusu.

Selain itu, beberapa ibu juga harus beradaptasi dengan bentuk tubuh yang berubah drastis usai melahirkan. Menerima bentuk badan pascamelahirkan dan beradaptasi dengannya bukanlah hal mudah.

Kondisi tersebut dialami aktris sekaligus presenter Astrid Tiar Josephine Panjaitan atau yang akrab disapa Astrid Tiar.

Baca juga: 5 Fakta Penting soal Menyusui, Ibu Baru Perlu Tahu

“Dulu kan aku (pascamelahirkan anak pertama) gendut banget, ya, 104 kilogram (kg). Kadang sebenarnya orang yang kayak aku, sudah badannya 104 kg, pada saat membawa bayi mau diimunisasi (ada yang bertanya) ibu hamil lagi? (aku menjawab) bukan, saya 104 kg,” kata Astrid.

Hal itu disampaikan Astrid saat menjadi bintang tamu dalam acara Bincang Inspiratif Tanoto Foundation bertema “The Untold Story of Breastfeeding” yang tayang secara langsung melalui live Instagram @tanotoeducation, Rabu (29/9/2021).

Tantangan ibu menyusui

Astrid menceritakan bahwa pengalaman menyusui anak pertama menjadi tantangan yang sangat berat. Pasalnya, selain beradaptasi dengan bentuk tubuh yang berubah, Astrid juga harus dihadapkan pada masalah ASI yang tidak keluar.

“Kalau Annabel (anak pertama) itu sayang sekali, dia tidak berkesempatan untuk mendapatkan ASI,” kata Astrid.

Baca juga: 3 Kategori Stimulasi untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak

Agar ASI bisa keluar, ia mengaku sempat mengikuti sekolah laktasi selama lebih dari tiga bulan, mengikuti komunitas, mengatur pola makan, dan lain-lain.

“Sampai stres. Sampai ada fase di mana aku stres, nangis melulu. Karena aku merasa aku ibu yang tidak berharga, anak aku minumnya susu sapi, bukan susu ibu,” ujar Astrid, mengenang kenangan pahitnya.

Pada akhirnya, Astrid menerima bahwa ia memang tidak bisa memberikan ASI bagi anak pertamanya.

“Ya sudahlah, aku menerima. Mungkin memang tidak semua ibu punya kesempatan untuk menyusui, padahal sudah dicoba segala cara,” katanya.

Baca juga: Kandungan PFAS pada Alat Masak Pengaruhi Kemampuan Ibu Menyusui

Meski dilanda pengalaman pahit, Astrid tidak menyerah. Ia mengaku berhasil memberikan ASI kepada anak keduanya, Isabel, yang lahir di Inggris.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, ia menyatakan bahwa kunci untuk ASI lancar adalah Ibu yang bahagia.

“Rileks... rileks... it’s okay. Kamu rileks saja,” tutur Astrid, menirukan pesan para bidan di Inggris.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com