Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMY Ciptakan Aplikasi JogjaLoop demi Wujudkan Ide Kota Inklusif

Kompas.com - 30/08/2021, 11:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Yogyakarta yang dikenal Kota Wisata dan Kota Pelajar ini tentu punya mobilitas tinggi setiap hari. Maka, dibutuhkan tata wilayah perkotaan yang baik dan benar.

Salah satunya ialah menyangkut transportasi. Terlebih untuk menunjang kegiatan wisata, baik untuk wisatawan lokal maupun asing atau untuk berangkat bekerja, dan keseharian lainnya.

Terkait hal itu, dua dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) serta E-Governance and Sustainability Institute (ESI) Thailand berhasil menciptakan aplikasi ‘JogjaLoop’ yaitu sistem informasi transportasi umum terpadu berbasis Android dan IoS.

Baca juga: Dosen dan Mahasiswa Ini Mulai Berdamai dengan Pandemi

Kedua dosen UMY itu ialah Eko Priyo Purnomo, S.IP.. M.Si., M.Res., Ph.D., dan Prof. Dr. Achmad Nurmandi M.Sc., yang juga Peneliti Jusuf Kalla School Government (JKSG) UMY.

Mudahkan ketahui jasa transportasi di Yogya

Menurut Eko, JogjaLoop memiliki tujuan untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna wisata atau pelajar yang tidak mempunyai kendaraan pribadi khususnya di kota Yogyakarta.

Lewat aplikasi tersebut, pengguna dimudahkan untuk mengetahui dan menggunakan jasa transportasi yang ada di kota Yogyakarta.

Di samping itu, ide kota inklusif adalah sebuah konsep yang bertujuan agar semua warga memiliki akses yang sama dalam pemanfaatan kehidupan kota.

"Dengan penggunaan aplikasi JogjaLoop ini, pengguna bisa mengetahui titik dimana pergerakan moda transportasi yaitu bus dan halte yang ada di kota Yogyakarta," ujarnya seperti dikutip dari laman UMY, Sabtu (28/8/2021).

Kebutuhan transportasi umum ini harus didukung oleh aplikasi agar para pengguna bisa lebih mudah mencari transportasi yang paling tepat untuk mereka.

Selain itu, dalam proyek ini bertujuan untuk menerbitkan 2 jurnal internasional serta membuat prototipe model transportasi perkotaan cerdas yang inklusif.

Dijelaskan, Kota Khon Kaen di Thailand dan Barcelona di Spanyol disebut sebagai rujukan dan perbandingan dalam penelitian pengembangan aplikasi JogjaLoop.

Sebab, dua kota itu merupakan contoh sebagai kota yang saat ini terus berusaha mengembangkan diri sebagai sebuah kota pintar terkait dengan inklusivitas.

Namun khusus dalam penelitian ini, menggunakan dua kota yaitu Khon Kaen dan Yogyakarta sebagai objeknya.

Sedangkan menurut Nurmandi yang juga Wakil Rektor UMY Bidang Kerjasama dan Internasional, orang yang tinggal di kota bisa menjadi manusia yang lebih kompleks.

Tentu jika mereka belajar hidup dengan orang asing, menghadapi keragaman, masuk ke dalam pengalaman dan minat hidup yang tidak dikenal.

Baca juga: Seperti Ini Potret Implementasi Kampus Merdeka di UGM dan UMY

Yogyakarta dan Khon Kaen adalah kota besar yang mempunyai beberapa masalah perkotaan terkait inklusivitas seperti kemacetan dan tidak tersedianya transportasi perkotaan yang inklusif.

"Padahal, konsep atau ide kota inklusif ini dapat mengurangi kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kohesi internal kota," jelas Nurmandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com