Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair Ungkap Alasan Seseorang Memilih "Childfree"

Kompas.com - 27/08/2021, 10:22 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak dulu, perempuan selalu identik dengan perannya sebagai istri, memasak di dapur dan menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Namun belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan pernyataan seorang YouTuber yang memilih tidak memiliki momongan meski sudah berumahtangga.

Memilih tidak memiliki keturunan ini dikenal dengan istilah childfree.

Childfree didefinisikan sebagai keputusan seseorang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak.

Tentu hal ini masih belum bisa diterima sebagian besar masyarakat Indonesia hingga menimbulkan pro dan kontra.

Peristiwa ini menarik perhatian seorang Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Prof. Bagong Suryanto.

Dia menerangkan, secara sosial status dan eksistensi perempuan pada zaman dulu dilihat dari seberapa banyak dia bisa melahirkan anak.

Baca juga: Lulus S1 dan S2 Lebih Cepat, Ikuti Program Fast Track UI

Indikator status sosial dan eksistensi perempuan berubah

Namun indikator tersebut saat ini sudah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman.

Menurutnya, kesuksesan perempuan kini sudah tidak lagi diukur dari ranah domestik. Melainkan berdasar sektor publik, seperti karier, prestasi, dan indikator baru lainnya.

"Jadi, kalau sekarang muncul perempuan yang mengumumkan tidak ingin punya anak, itu adalah perkembangan baru. Sah-sah saja dilakukan. Hanya saja pada titik tertentu nantinya, saya yakin kerinduan untuk punya anak akan muncul," kata Prof. Bagong seperti dikutip dari laman Unair, Kamis (26/8/2021).

Pakar Sosiologi Unair ini menilai, pilihan untuk memiliki anak atau tidak merupakan suatu kebebasan yang sifatnya personal.

Meski begitu, Bagong menyebut childfree tidak hanya menjadi keputusan mutlak dari perempuan. Tetapi juga keputusan pasangan sebagai sebuah keluarga.

Baca juga: Ciptakan Masker Ramah Lingkungan, Tim ITB Juara 3M Inspire Challenge

Childfree sudah biasa terjadi di luar negeri

Childfree sebenarnya bukanlah hal baru di luar negeri.

Namun, istilah tersebut justru memunculkan banyak perdebatan yang cenderung pada stigma negatif ketika muncul di Indonesia.

Perbedaan respons tersebut, menurut Prof. Bagong karena adanya perbedaan masyarakat dalam menghormati hak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com