Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah Umum Universitas Yarsi: Pandemi Lahirkan Modal Sosial Baru

Kompas.com - 23/08/2021, 20:54 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Secara khusus, Universitas Yarsi (Yayasan Rumah Sakit Islam) mengangkat tema "Membangun Ketahanan Nasional di Masa Pandemi" dalam kuliah umum pembuka tahun akademik 2021 (23/8/2021).

"Karena kita tahu dan kita yakin, bahwa cobaan ini hanya bisa diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kita yang mampu untuk mengatasinya," ujar Prof. Fasli Jalal, Rektor Universitas Yarsi dalam sambutan pembukaan.

Ia juga menyampaikan, meski saat ini Indonesia tengah dihadapkan pada kebutuhan jangka pendek seperti kesehatan, ekonomi, dan kerukunan sosial, tantangan pandemi Covid-19 ini juga perlu dikaji dari kaca mata makro yaitu ketahanan nasional.

"Universitas Yarsi, kita tidak boleh berpikir sebagai menara gading. Tidak berpikir untuk kita saja di kampus, tetapi pertanyaan besar apa yang kita sumbangkan kepeda pembangunan sumber daya manusia secara menyeluruh di Indonesia," ujar Prof. Fasli.

"Termasuk kontribusi kita terhadap pengabdian masyarakat, dan juga pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam membangun produk-produk yang menjadi daya bangsa Indonesia di kemudian hari," tambahnya lagi.

Ia menegaskan ketahanan nasional harus mampu menjadi kekuatan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dari dalam maupun luar, dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (hankam).

"Ketahanan nasional harus diupayakan secara sinergis antar komponen bangsa sejak dini dan berkelanjutan," tegasnya.

Baca juga: Optimisme terhadap Penanganan Covid-19

Menumbuhkan semangat optimisme

Pemateri utama kuliah umum, Agung Laksono (Anggota Dewan Pertimbangan Presiden) dalam pemaparannya menyampaikan persoalan multidimensi pandemi Covid-19 didasarkan pada fakta belum ditemukannya obat dan vaksin yang efektif untuk semua varian sehingga seluruh negara merumuskan sendiri cara menghadapi pandemi. 

"Ada sejumlah crusial point dalam kita menjaga ketahanan nasional dari demografi di era pandemi. Kita menghadapi ekstra bonus sekaligus titik rawan aspek demografi di Indonesia," ungkap Agung Laksono.

Bonus demografi angkatan muda kerja Indonesia yang mencapai 64,50 juta jiwa menurut Agung menjadi pedang bermata dua; peningkatan SDM yang berlimpah sekaligus membludaknya angka pengangguran jika ekonomi lemah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com