Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mahasiswa Undiksha, Raih Omzet Puluhan Juta dari Usaha Pertanian

Kompas.com - 19/08/2021, 12:18 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi seorang mahasiswa bisa mengembangkan potensi diri seluas mungkin. Tak melulu berkutat dengan perkuliahan, tapi mahasiswa juga mencoba hal baru dengan merintis wirausaha.

Sejumlah perguruan tinggi juga berupaya menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa dengan berbagai program. Seperti di Universitas Pendidikan Ganeseha (Undiksha) yang memiliki program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), dan organisasi kewirausahaan.

Adanya berbagai program ini tentu membuka peluang bagi mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa Prodi Akuntansi (S1) Undiksha, I Kadek Aldi Parera Putra berhasil memanfaatkan peluang dan berhasil mengembangkan usaha di bidang pertanian bernama Klumpu Fresh.

Baca juga: Jadi Primadona, Begini Prospek Kerja Jurusan Ilmu Aktuaria

Mencoba wirausaha sejak SD

Klumpu dalam bahasa Bali adalah tempat penyimpanan padi. I Kadek Aldi menerangkan, padi disimpan sebelum diolah menjadi beras.

"Diberi nama Klumpu Fresh karena memiliki arti tempat penyimpanan produk berupa makanan pokok yang segar sebelum diolah di dapur masyarakat," ujar Kadek seperti dikutip dari laman Undiksha, Rabu (18/8/2021).

Ketertarikan Aldi di bidang wirausaha sebenarnya sudah ada sejak dia kecil. Mahasiswa asal Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali ini sejak duduk di bangku SD sudah mencoba berjualan aneka jenis barang.

Seperti bunga kamboja, kembang api, agen asuransi, jasa editing, sepatu dan sebagainya, Perjalannya itu menjadikannya fokus pada usahanya saat ini.

"Jadi yang utama saya berminat berwirausaha karena keinganan saya mencapai tujuan sukses membanggakan orangtua. Selain itu juga bisa mengubah pandangan masyarakat dan memiliki kehidupan yang lebih layak kedepannya," ungkap Aldi.

Baca juga: Mahasiswa Tertua ITB, Ini Motivasi Rudy Kuliah S3 di Usia 69 Tahun

Petani dapat harga rendah dari pengepul

Aldi mengaku, niat awal berkecimpung di usaha pertanian karena mengetahui rendahnya harga yang diberikan pengepul kepada petani. Seringkali kondisi ini membuat petani mengeluh.

Selain itu, Aldi juga memiliki pengalaman pribadi karena bibinya merupakan seorang petani. Hasil panennya dihargai dengan harga rendah oleh pengepul. Selain itu jalur pendistribusian yang panjang dari petani hingga sampai ke konsumen.

"Proses selama sebulan mereka hanya mendapat sedikit, bisa dikatakan hanya cukup untuk makan sehari hari," terangnya.

Selain permasalahan harga, lanjut Aldi, petani juga seringkali mengalami kendala dalam hal pendistribusian hasil panen. Apalagi ditambah dalam masa pandemi ada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adanya permasalahan ini, membuat Aldi berinisiatif membuat sebuah layanan yang dapat membantu petani dan masyarakat agar saling terhubung.

"Begitu juga dengan petani lainnya yang kesulitan dalam pendistribusian hasil panennya. Selain itu karena pandemi, ada pembatasan tempat kerja, mall, hingga pasar pasar tradisional. Tentunya ini membuat kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, yaitu makanan," imbuh dia.

Baca juga: Akademisi UI Teliti Terapi Sel Punca sebagai Solusi Antipenuaan

Membagi waktu usaha dan kuliah

Meskipun masih berstatus mahasiswa, tetapi Aldi masih bisa membagi waktunya untuk urusan perkuliahan maupun organisasi dan menjalankan bisnisnya.

"Sebenarnya kuliah dan usaha memiliki proporsi dan tanggung jawab yang berbeda. Namun untungnya untuk saat ini dalam merintis usaha masih menjalankan sistem kuliah online yang fleksibel. Jadi saya bisa mengatur waktu kapan untuk kuliah, usaha, dan organisasi," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com