Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem: Lulusan Guru Penggerak Diprioritaskan Jadi Kepala Sekolah

Kompas.com - 09/08/2021, 10:41 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) menyebut lulusan Program Guru Penggerak (PGP) bakal mendapatkan prioritas untuk menempati posisi strategis di lembaga pendidikan.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menegaskan, Guru Penggerak adalah talenta pemimpin masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas dan lainnya.

“Dari awal saya ingin memastikan bahwa Guru Penggerak adalah talenta pemimpin masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas, dan lain-lain. Untuk itu, kami merancang regulasi yang mendukung dan memastikan alumni Guru Penggerak benar-benar mendapatkan prioritas dan kesempatan pertama di posisi kepemimpinan,” ujar Nadiem seperti dirangkum dari laman Kemendikbud Ristek, Senin (9/8/2021).

Baca juga: 5 Sekolah Termahal di Indonesia, Intip Biaya Sekolah yang Harus Dibayar

Program Guru Penggerak, lanjut Nadiem, merupakan pelatihan yang diberikan kepada guru sebagai upaya memberikan dampak nyata pembelajaran di kelas agar menjadi lebih menyenangkan dan bukan sekadar pendidikan dan pelatihan (diklat) biasa.

“Guru bukan sekadar dilatih cara mengajarnya saja, tetapi dibuka pemikirannya agar secara mandiri dapat bereksperimen dan percaya diri mengikuti instingnya dalam menciptakan format pembelajaran yang menyenangkan sehingga murid pun merasakan perbedaannya di kelas,” lanjut Nadiem.

PGP untuk angkatan 2, 3, dan 4 sudah dimulai

Senada dengan itu, Direktur Jenderal (Dirjen) GTK, Iwan Syahril menyampaikan apresiasi atas komitmen, perjuangan, semangat, dan daya juang peserta yang telah menjalani pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan I selama sembilan bulan terakhir.

“Kita semua sangat bangga dengan terlihatnya perubahan pola pikir dan pembelajaran guru-guru kita terutama dalam melihat dan memosisikan murid. Semangat egaliter, terbuka, terus belajar dan berbagi serta budaya refleksi telah mengakar di kalbu para guru-guru kita,” ungkapnya.

Baca juga: Pelamar Guru PPPK 2021, Berikut Link Materi hingga Latihan Soal

“Saya berharap setiap pengalaman maupun pembelajaran yang telah didapatkan oleh para guru selama pendidikan bisa menjadi berkah yang menginspirasi setiap lapisan pendidikan di lingkungan masing-masing,” pesan Iwan.

Iwan menyampaikan bahwa program PGP untuk angkatan 2, 3, dan 4 sudah mulai dibuka.

PGP angkatan 2 dilaksanakan di 56 kabupaten dan kota, dan saat ini sudah memulai pendidikannya selama 4 bulan. Untuk PGP angkatan 3 yang juga dilaksanakan di 56 kabupaten dan kota, minggu depan akan dimulai pendidikannya.

Sementara untuk PGP angkatan 4 yang dilaksanakan di 160 kabupaten dan kota, masih dalam proses seleksi yang ditargetkan mencapai 8.000 orang CGP, 1.600 pengajar praktik, dan 243 fasilitator.

Ia berharap, dengan berbagai respons positif dari program PGP, dunia pendidikan akan merasakan manfaat dari transformasi konsep Merdeka Belajar yang sedang diupayakan oleh pemerintah.

“Saya percaya, anak-anak Indonesia adalah anak yang cerdas dan mempunyai berbagai keunggulan dan minatnya masing-masing. Sementara itu, kita bertugas untuk mendukung dan mengarahkan talenta-talenta yang ada pada diri mereka sehingga ke depannya kita memiliki generasi penerus yang penuh inovasi dan kreativitas,” paparnya.

Baca juga: 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang

Pengalaman para peserta Program Guru Penggerak

Pada sesi pertama, salah satu calon Guru Pengerak Angkatan I dari SMP PGRI 2 Kota Denpasar, Bali yang juga seorang Guru IPA dan Plt. Kepala Sekolah, Ayu mengemukakan pendapatnya bahwa keikutsertaannya dalam PGP membuatnya menjadi lebih disiplin, mandiri, dan kreatif, karena terbiasa mengerjakan tugas modul PGP dengan waktu yang telah disediakan.

Selain itu, peserta juga mencari sendiri materi-materi ilmu baru untuk mempersiapkan diri sebelum mengajar, menyiapkan strategi belajar yang inovatif, menyenangkan, dan lebih demokratis agar peserta didik terpacu untuk berani berpendapat dan saling menghargai antarsesama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com