Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Evaluasi Kuliah Daring dari Ketua Majelis Rektor PTN

Kompas.com - 04/08/2021, 11:40 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, MHum., berpandangan bahwa kuliah daring di masa pandemi Covid-19 adalah jalan terbaik saat ini.

Meski tidak seefektif kuliah tatap muka, tetapi pembelajaran dengan sistem online menjadi pilihan terbaik bagi mahasiswa juga siswa yang masih duduk di bangku sekolah.

Prof. Jamal yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menceritakan awal mula pandemi masuk Indonesia yakni awal Maret 2020.

Baca juga: PPKM Darurat Jawa Bali, Bagaimana Kuliah Tatap Muka? Ini Skema Rektor UNS

"Saat pertengahan Maret, UNS mulai mengadakan kuliah daring. Di awal pandemi itu muncul banyak kendala," ujar Prof. Jamal saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Apa saja kendala itu? Menurut Prof. Jamal, sistem pembelajaran daring berbeda dengan luring. Sebab, dosen maupun mahasiswa harus menyiapkan fasilitas kuliah daring.

Seperti ponsel atau laptop/komputer serta kuota internet. Jika salah satunya tidak ada tentu tak bisa ikut kuliah daring.

Bahkan, menurut Ketua MRPTNI ini, komputer yang kurang kompatibel juga dapat menghambat jalannya kuliah daring. Apalagi jaringan internet yang kurang bagus.

Dari sisi substansi, rata-rata dosen yang sudah berusia di atas 50-55 tahun banyak mengalami kendala karena kurang dekat dengan teknologi.

"Dosen yang usianya di atas 50 tahun itu terkadang banyak mengalami kendala. Sebab, materi kuliah harus di unggah dan materinya juga harus tampil menarik," ungkapnya.

Jika tidak, lanjut Prof. Jamal, kuliah daring akan terasa membosankan. Imbasnya, mahasiswa tidak menyalakan kamera saat kuliah daring berlangsung.

Untuk mengatasi hal itu, di UNS coba merekrut mahasiswa sebagai asisten dosen. Tujuannya untuk membantu dosen yang mengalami kendala tersebut.

Sehingga, materi kuliah bisa tampil menarik. Bahkan bisa dibuat dengan animasi yang lebih ramah anak muda. Dengan harapan, materi kuliah daring bisa mudah dipahami mahasiswa.

"Saya rasa, beberapa kendala ini juga dialami oleh kampus lain. Tetapi untuk tahun akademik baru nanti, kuliah daring akan lebih baik lagi, karena sudah punya pengalaman kuliah daring sebelumnya," terangnya.

Baca juga: 3.767 Mahasiswa UNS Ikut KKN Tematik Membangun Desa

Diserahkan masing-masing pimpinan kampus

Terkait kuliah daring di tahun akademik baru 2021/2022, Ketua MRPTNI ini menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan setiap perguruan tinggi.

Kuliah daring, kuliah luring atau hybrid kewenangan diserahkan masing-masing pimpinan atau rektor perguruan tinggi. Namun jika wilayahnya masuk zona merah, maka wajib kuliah daring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com