Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UMM Buat Masker Khusus Tunarungu dari Limbah Sedotan

Kompas.com - 26/07/2021, 16:11 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan masker kini menjadi sebuah keharusan guna mencegah penyebaran virus Covid-19. Namun, penggunaan masker yang kini ada di pasaran kerap menyulitkan para disabilitas tuna rungu dalam berkomunikasi.

Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan inovasi masker transparan sebagai solusinya.

Habibah Latifus Syaidah, salah satu anggota tim menjelaskan bahwa masker kain tembus pandang ini terdiri dari dua lapis masker.

Lapis luar pertama Nampak seperti masker biasa yang berisikan filter penyaring. Filter tersebut diharuskan untuk diganti tiga hari sekali.

Baca juga: 10 Sarjana Tertua di Dunia, Bukti Pendidikan Tak Dibatasi Usia

Sementara lapis kedua yang berada di dalam merupakan masker transparan.

Sehingga orang dapat melihat ekspresi dan gerak bibir dari para tuna rungu dan memudahkan dalam berkomunikasi.

Di samping itu mereka juga memanfaatkan limbah sedotan sebagai bahan dasar strap masker (pengait masker).

Menurut Habibah, pemilihan bahan dasar berbahan limbah ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang sering ditemui.

“Ini menjadi salah satu upaya kita bersama agar terus menjaga lingkungan dan mengurangi penggunaan sampah plastik” ujarnya dilansir dari rilis UMM.

Adapun ide masker ini berawal dari mata kuliah kewirausahaan yang mereka jalani di UMM. Saat itu, Habibah dan timnya membuat model usaha penjualan masker dengan desain yang unik.

Baca juga: Cerita Siswi SMK Ranking Ke-33 di Kelas yang Lolos Masuk UI

Keunikan itulah yang menjadi potensi dari model usaha yang mereka bangun hingga akhirnya mendaftarkannya ke Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahaan (PKM-K). Apalagi diperkuat dengan dorongan serta motivasi dari dosen kewirausahaan.

PKM-K yang digarap oleh Habibah Alifatus Syaidah, bersama tim yakni Aulia Amanda, Briliant Ghaustin Yoly Ala, dan Annisa Firdaus Ramadhini ini berhasil lolos pendanaan dari Direkorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI) pada bulan Mei lalu.

Saat ini mereka berada di tengah proses pembuatan masker dan akan dipasarkan pekan depan secara online.

Harga masker yang dipatok yakni di kisaran Rp 35.000-Rp 40.000. harga tersebut juga sudah termasuk masker, tiga filter serta strap masker.

“Proses pemasaran akan kami mulai pekan depan secara online. Menurut kami ini harga yang cukup terjangkau mengingat pembeli bisa mendapatkan satu paket lengkap masker,” imbuhnya.

Mahasiswa kelahiran Kediri ini berharap masker transparan ini bisa menjadi opsi untuk membantu komunikasi tuna rungu di tengah pandemi Covid-19. Dia juga ingin agar usaha ini bisa menjadi peluang bisnis yang baru.

Baca juga: Lima Cara Mengasah Jiwa Inovatif dan Jadi Lebih Kreatif

"Komunikasi adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan. Maka dengan adanya inovasi kami ini, semoga bisa memberikan manfaat luas kepada masyarakat, utamanya mereka para disabilitas tuna rungu,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com