Oleh: Basyir, Kepala SDN 131/IV Kota Jambi
KOMPAS.com - Sebagai sekolah yang mendapat predikat ramah anak, kami berupaya memastikan 346 siswa bisa tetap mendapat layanan pembelajaran berkualitas di masa pandemi.
Daerah kami berada di zona kuning dan oranye dalam penyebaran Covid-19. Kondisi ini membuat kami sejak Januari 2021 mendapat izin melaksanakan PTM terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang dipadukan dengan belajar dari rumah (BDR).
Apalagi berdasarkan hasil diskusi dengan orangtua, mayoritas mereka memilih anaknya mengikuti PTM terbatas di sekolah. Tapi ada 12 siswa yang orangtuanya memilih tetap mengikuti BDR secara penuh, kami tetap memfasilitasinya.
Upaya ini untuk menghindari siswa tidak mendapatkan pembelajaran yang bisa berdampak terjadinya learning loss atau penurunan kemampuan belajar.
Learning loss berpotensi terjadi pada anak yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring karena terkendala fasilitas atau motivasi belajarnya yang menurun karena BDR yang berkepanjangan.
Untuk itu ada empat upaya yang kami lakukan:
Setiap kelas kami wajibkan membuka konsultasi untuk orangtua dan siswa. Konsultasi ini dibuka secara daring dan luring. Orangtua atau siswa bisa langsung memberi masukan atau berdiskusi dengan guru kelas mengenai masalah pembelajaran atau hal yang ingin disampaikan.
Mereka bisa bertanya melalui WhatsApp, SMS, ataupun berbicara melalui telepon. Bagi yang mau berkonsultasi di sekolah, orangtua juga bisa bertemu dengan guru atau kepala sekolah usai pembelajaran.
Melalui ruang konsultasi ini, sekolah dan orangtua bisa saling mendukung untuk memastikan setiap anak bisa mengikuti pembelajaran.
Baca juga: Orangtua Siswa Berharap PTM Terbatas Segera Digelar, Ini Alasannya
Untuk siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring atau memerlukan pendampingan dari guru, sekolah membuat program home visit atau guru akan datang ke rumah siswa. Materi-materi pembelajaran sudah disiapkan untuk pembelajaran selama satu minggu.
Dalam home visit ini, selain menerapkan protokol kesehatan, orangtua siswa juga dilibatkan agar mengetahui kegiatan belajar dari rumah untuk anaknya. Guru juga wajib memberikan umpan balik dari tugas-tugas yang dikerjakan siswa.
Kami menerapkan pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Tidak semua siswa kami memiliki gawai dan akses internet, bahkan ada yang tidak punya televisi.
Untuk itu kami merancang kegiatan BDR daring maupun luring yang tetap mendorong siswa lebih banyak mengalami. Siswa diajak melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pemecahan masalah, sampai berkreasi membuat hasil karya yang bermanfaat.
Misalnya, siswa membuat percobaan tentang zat tunggal dan zat campuran melalui pembuatan lilin sederhana dari minyak sayur. Ada kegiatan membuat buku cerita sendiri berdasarkan imajinasi siswa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.