Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sektor Ini Masih Rutin Gunakan GeNose C19

Kompas.com - 13/07/2021, 12:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masih ada dua sektor yang menggunakan GeNose C19 sebagai skrinning awal Covid-19.

Anggota Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan ada sektor industri saat ini masih operasikan GeNose C19 untuk mendeteksi kemungkinan adanya Covid-19 di lingkungannya.

Kedua sektor itu adalah kesehatan dan korporasi. Tidak digunakannya GeNose C19 pada koridor transportasi bukan berarti GeNose C19 tak lagi menjadi alat skrining Covid-19 alternatif di sektor-sektor lain.

“Yang tidak dipakai sementara itu hanya di transportasi, sementara yang di rumah sakit dan berbagai perusahaan, GeNose C19 masih terus dipakai. Saat ini kami masih terus mengevaluasi data hasil tes yang masuk melalui alat, juga kualitas pelayanannya. Proses validasi eksternal oleh Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia juga masih jalan,” ungkap Dian dilansir dari laman UGM.

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

GeNose C19 sendiri dipasarkan pada Februari 2021 setelah lolos uji konsep dan uji klinis.

Uji pasca pemasaran atau uji validasi eksternal sedang dijalani GeNose C19. Proses ketiga ujian tersebut sudah dan sedang dijalani sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Menurut Dian, mengembangkan dan menerapkan teknologi inovatif seperti GeNose C19 memang penuh dengan tantangan.

Metode breath analyzer atau breathalyzer di Indonesia untuk pemeriksaan penyakit belum terlalu populer di Indonesia.

Saat ini Amerika Serikat, Israel, Singapura, Belanda dan Perancis juga tengah mengembangkan alat yang serupa dengan GeNose C19.

“Tetapi sekali lagi desain keenam negara itu itu berbeda-beda. Sementara alat serupa di negara lain napas disemburkan langsung ke alat, GeNose C19 tidak. Metode semburan langsung itu memiliki kekurangan dan kelebihan dari sisi medis. Itulah kenapa GeNose tidak menyembur ke mesin, melainkan melalui kantong,” jelas Dian.

Baca juga: Hamil saat Pandemi Covid-19, Berikut Tips Sehat Pakar UGM

Teknik pemeriksaan penyakit melalui semburan napas itu bukanlah metode yang tidak dikenal sama sekali di dunia medis. Hal itu sudah dikembangkan sejak 2008 di banyak negara untuk memeriksa hasil metabolisme kanker paru, nasofaring, dan infeksi tukak lambung.

Virus penyakit bisa diperiksa dengan melihat tiga hal yaitu dengan mengecek badan virus, reaksi tubuh terhadap virus, dan produk metabolisme dari virus tersebut.

Metode pertama diterapkan oleh tes PCR, kedua oleh Antigen dan Antibodi sedagkan GeNose C19 menerapkan pendekatan metode ketiga. Metabolisme virus dideteksi GeNose C19 dalam bentuk Volatile Organic Compound (VOC).

Hasil pengujian GeNose C19 terbagi ke dalam empat jenis yaitu positif lemah, positif kuat, negatif lemah serta negatif kuat. Hasil tersebut berkaitan dengan kemungkinan kapan pasien uji terpapar Covid-19.

Jika pengguna bergejala dan sudah beberapa hari terpapar Covid-19, GeNose C19 akan membaca VOC dari sampel napas pengguna tersebut sebagai positif kuat.

Baca juga: UGM Buka Beasiswa S2 untuk 14 Prodi, Bantuan UKT hingga 100 Persen

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com