KOMPAS.com - Perubahan iklim menjadi perhatian banyak pihak karena akan membawa dampak besar bagi kehidupan manusia.
Guru Besar Laboratorium Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyarkarta Prof. Tjut Sugandawaty Djohan mengatakan, perubahan iklim adalah krisis yang menentukan keadaan global.
Menurutnya, perubahan atau krisis ini terjadi lebih cepat dari yang ditakutkan.
Prof. Tjut menjelaskan, tidak ada sudut dunia yang kebal dari konsekuensi perubahan iklim yang menghancurkan.
Baca juga: PTM Terbatas Beda dengan Sekolah Biasa, Ini Aturannya
Dampaknya perubahan iklim ini juga beragam, antara lain:
1. Meningkatnya suhu memicu degradasi lingkungan.
2. Bencana alam.
3. Cuaca ekstrem
4. Kerawanan pangan dan air
5. Gangguan ekonomi
6. Konflik.
"Dampak lainnya bisa menyebabkan permukaan laut naik, kutub mencair, criosfer mencair, terumbu karang mati, lautan menjadi asam dan hutan terbakar," ungkap Prof. Tjut seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (30/6/2021).
Baca juga: Harganas 2021, Orangtua Miliki Peran Penting Dampingi Anak Ikuti PJJ
Tjut menjelaskan, sudah seharusnya dunia harus bertindak. Prihatin dengan bahaya perubahan iklim global, tahun 1997, sebanyak 166 negara bertemu di Kyoto membuat janji untuk mereduksi CO2 emisi dan gas rumah kaca lainnya.
Pada pertemuan tersebut disepakatilah Kyoto Protocol. Selain itu, UN (United Nation) juga tidak tinggal diam dan membentuk badan IPCC
Indonesia merupakan bagian dari IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) yang dibuat untuk memberikan para pengambil kebijakan secara ilmiah tentang perubahan iklim, implikasinya dan potensi risiko di masa depan, serta untuk mengedepankan opsi adaptasi dan mitigasi.
Baca juga: Webinar CDC UNS Berikan Tips Hadapi Tantangan Otomatisasi Dunia Kerja