Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unpad: Gowes di Jalan Raya Wajib Patuhi Aturan Jalan

Kompas.com - 02/06/2021, 20:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama pandemi, aktivitas bersepeda menjadi tren di masyarakat. Di jalanan, taman, jalur pantai, gunung, aktivitas bersepeda semakin mudah ditemui di mana saja.

Tentu hal ini sebetulnya tren yang baik. Karena, masyarakat jadi berperilaku hidup lebih sehat.

Ketua Ikatan Goweser atau I-Go Universitas Padjadjaran (Unpad) Setiawan menjelaskan, aktivitas bersepeda punya karakter yang berbeda jika dibandingkan dengan berjalan ataupun berolahraga lari.

“Bersepeda tidak dibebani oleh tubuh, sehingga cocok terutama bagi mereka yang agak gemuk, sebenarnya lebih sehat kalau kita menggunakan sepeda,” kata Setiawan dilansir dari laman unpad.ac.id

Baca juga: Pakar Unair: Tips Bersepeda agar Terhindar dari Serangan Jantung

Selain itu, bersepeda memiliki daya jelajah yang lebih jauh sehingga banyak orang tertantang untuk menempuh rute tertentu menggunakan sepeda. Hal ini mendorong beragam komunitas baru dari bersepeda mulai bermunculan.

Tidak sekadar untuk olahraga, kini banyak orang menggunakan sepeda sebagai sarana menuju tempat kerja. Kesadaran untuk mengurangi emisi karbon kendaraan bermotor semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Meski positif, Setiawan tetap mengingatkan pesepeda untuk tetap berhati-hati saat menggowes di jalan raya. Edukasi dan kebiasaan untuk menerapkan safety riding” perlu ditingkatkan.

Dekan Sekolah Pascasarjana Unpad ini menuturkan, ada beberapa hal yang wajib dipatuhi pesepeda saat di jalan raya.

Sebab, penggunaan jalan raya tidak diutamakan bagi penggowes saja. Kendaraan roda dua, empat, hingga enam pun bebas mengakses jalan raya. Maka dari itu, ia mengatakan para penggowes bisa menggunakan jalur khusus sepeda jika sudah ada di jalan raya.

Baca juga: Universitas Pertahanan Buka Beasiswa S2, Bebas Biaya Kuliah dan Hidup

“Terkadang, sekalipun ada jalur khusus tidak diperhatikan (oleh pesepeda). Perlu ada edukasi dan kebiasaan,” kata Setiawan.

Jika jalan belum memiliki jalur khusus sepeda, pesepeda wajib menggunakan jalur paling kiri. Jika gowes dilakukan dalam satu grup, usahakan untuk tidak bergerombol dan membentuk maksimal dua baris, sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lain.

“Jangan bergerombol dan berbaris satu, sehingga rapi sekali dan menunjukkan bahwa bersepeda bisa dilakukan di jalan raya,” jelasnya.

Untuk meningkatkan keamanan, pesepeda juga perlu melengkapi diri dengan sejumlah peralatan. Utamanya seperti helm dan lampu yang dipasang di sepeda.

Selain itu, pesepeda wajib menggunakan isyarat tangan dengan jelas jika akan berpindah jalur atau akan berbelok, sehingga mampu diketahui oleh pengguna jalan lain.

“Sekalipun tidak ada jalur khusus, asal disiplin tetap bisa merasa aman,” imbuhnya.

Baca juga: Pakar IPB: Ini Cara Alami Obati Tekanan Darah Tinggi

Bersepeda, harus konsisten

Setiawan mengatakan, masyarakat yang sudah mulai bersepeda diharapkan untuk terus konsisten dan meningkatkan intensitas bersepedanya. Bersepeda sebaiknya dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu, supaya ada efek latihan yang diharapkan.

Konsisten diperlukan agar tubuh mencapai kebugaran dan kesehatan yang prima. Ini disebabkan, bersepeda merupakan olahraga yang bagus untuk meningkatkan kapasitas jantung dan paru-paru.

“Kita tahu saat ini penyakit degeneratif dan katastropik meningkat dan menghabiskan biaya kesehatan. Sebenarnya itu bisa dicegah dengan cara meningkatkan aktivitas fisik,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com