Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unair: Ini Pentingnya Menjaga Asupan Gula Harian

Kompas.com - 02/06/2021, 17:25 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika cuaca panas, atau terik matahari di siang hari membuat kerongkongan haus kadang keinginan meminum minuman dingin semakin meningkat.

Apalagi, jika minuman itu adalah minuman kaleng bersoda atau minuman dingin lainnya yang tersedia di toko. Rasa nikmat dan manisnya minuman dalam kemasan kaleng atau plastik tak cuma mengusir haus namun juga memanjakan lidah.

Tetapi, sebelum mengonsumsi minuman bersoda atau minuman yang mengandung gula, jangan dijadikan kebiasaan untuk dikonsumsi setiap hari.

Stefania Widya Setyaningtyas, akademisi Universitas Airlangga (Unair) mengatakan bahwa asupan gula setiap orang berbeda.

Bagi orang normal tanpa diabetes disarankan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

"Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari.,” kata Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat ini dilansir dari laman Unair.ac.id.

Sedangkan bagi penderita diabetes disarankan untuk membatasi asupan gula tidak lebih dari 5 persen per hari.

Minuman kemasan bersoda mengandung setidaknya 31 gram gula dalam satu sajian yang dianjurkan. Meski jumlah ini masih aman untuk dikonsumsi karena jumlahnya yang tidak melebihi jumlah kebutuhan asupan gula bagi orang normal, tapi minuman tersebut tergolong dalam jenis “empty calories”.

“Artinya dalam minuman itu hanya mengandung energi dalam bentuk makronutrien tapi tidak mengandung mikronutrien seperti vitamin dan mineral,” ujar Stefani.

Ia mengatakan, konsumsi empty calories food berlebih akan menyebabkan seseorang rentan mengalami defisiensi vitamin dan mineral penting.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Gula tetap menjadi bagian dari karbohidrat yang merupakan substrat energi utama tubuh. Namun asupan gula berlebih yang dikonsumsi akan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Kadar gula darah yang tinggi akan diubah oleh tubuh menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.

“Gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan disfungsi hingga gangguan produksi insulin sehingga seseorang dapat mengalami diabetes mellitus,” ungkap Stefania.

Sementara itu kurangnya asupan gula maka tubuh akan membongkar cadangan energi dari lemak dan protein yang dapat menyebabkan penurunan berat badan serta kehilangan massa otot.

“Gula sederhana seperti gula pasir, sirup jagung, madu, gula merah, dan lainnya bukan satu-satunya sumber karbohidrat,” jelasnya.

Stefania menyarankan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dari jenis karbohidrat kompleks. “Karbohidrat kompleks itu seperti pati yang ada di kentang, ubi, nasi, dan jagung atau bisa juga mengonsumi serat seperti sayur dan buah. Penyerapan pada jenis karbohidrat ini lebih lambat sehingga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah,” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com