Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Murid Kelas 1 SMP Raih Sederet Prestasi Sepak Bola Dalam dan Luar Negeri

Kompas.com - 27/05/2021, 18:27 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Usia bukanlah halangan untuk mengasah hobi dan meraih prestasi di bidang apa saja, salah satunya di bidang olahraga, seperti halnya Muhammad Rasya Thalhah Nabil Lubis (13) atau yang akrab disapa Rasya.

Murid kelas 1 SMP Sekolah Cikal ini telah sukses meraih puluhan prestasi dalam dan luar negeri yang diperolehnya di olahraga sepak bola sejak kecil.

Rasya berbagi cerita bagaimana awal mula ia menyukai dunia sepak bola, yakni saat ia terpilih menjadi salah satu Player Escort dalam laga persahabatan FC Internazionale Indonesia Tour tahun 2012 di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Baca juga: Murid Kelas 10 Kreasikan Tenun Jadi Fesyen Milenial, Beromzet Ratusan Juta

“Waktu itu aku menjadi Player Escort untuk FC Inter Milan. Itu jadi awal momen aku semakin suka dengan sepak bola, aku jadi turut merasakan bagaimana serunya bermain bola, merasakan lingkungan menjadi pemain sepak bola, seperti bisa main di stadion besar, banyak yang menyaksikan. Dari sanalah, aku semakin ingin bermain bola,” tutur Rasya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (27/5/2021).

Setelah terinspirasi dari momen menjadi Player Escort FC Inter Milan, Rasya pun terus mengembangkan kompetensinya di bidang sepak bola hingga mewakili Indonesia pada kegiatan Liga Madrid, Tour The Spain 2019 dengan meraih juara 3 sebagai kapten Tim.

Seiring bergabung dalam akademi sepak bola dan tetap bersekolah, Rasya terus mengukir prestasi sepak bola di berbagai kompetisi dalam dan luar negeri.

Beberapa prestasi terbaiknya di antaranya adalah Splash youth soccer 2018, Tournament IJSL 2018, Junior Leagues Football, ACS, 4rd place, Tournament Sepakbola GMSV CUP IX, 3rd place, JSSL Singapore 2017, Java Soccer Academy, AIA scouting talent to Phuket Thailand 2019, dan capaian Liga madrid, Tropia Cup, 3rd place, Tour The Spain 2019 sebagai kapten tim, dan puluhan prestasi lainnya.

Baca juga: Uang Kripto Kian Populer, Ini Penjelasan Pakar Ekonomi Syariah IPB

“Aku tergabung di dua sekolah, akademi sepak bola ASIOP dan juga Sekolah Cikal, latihanku 3 kali seminggu. Aku senang sekali Sekolah Cikal memberikanku izin dan dukungan untuk tetap latihan sepak bola, dan tentunya aku bahagia sekali bisa memperoleh banyak piala, medali, dan berprestasi di luar negeri serta membawa nama baik Indonesia di luar. Aku dapat banyak pengalaman,” tutur Rasya.

Di momen pandemi ini, Rasya pun tetap berlatih dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, seraya tetap belajar secara daring dengan pendampingan orang tuanya untuk mempersiapkan banyak peluang di depan.

“Aku memiliki impian menjadi pesepakbola Indonesia yang bermain di laga Internasional saat usia 15-16 tahun. Untuk meraih impian itu tentunya harus terus berlatih, dan kerja keras raih mimpi. Walau kalah dan susah dalam prosesnya, tapi di sanalah aku bisa belajar. Dari sana, bisa terus berlatih sama-sama. Prinsipku, untuk meraih cita-cita harus hadapi susahnya dahulu baru mudahnya, ” kata Rasya dengan penuh semangat saat wawancara.

Sang Ibu, Rianty Novira Siregar mengatakan bersyukur karena pihak sekolah tidak sungkan memberikan dukungan penuh pada Rasya mengembangkan potensi dan karakternya.

Baca juga: Najelaa Shihab: Pembelajaran Kontekstual Bangun Kompetensi Murid di Masa Depan

“Komunikasi di Sekolah Cikal itu berlangsung 3 arah, yakni anak, orang tua, dan sekolah. Kami bersyukur Alhamdulillah Sekolah Cikal selalu mendukung dan memudahkan Rasya yang memang passion-nya di sepak bola untuk tetap berlatih. Semoga kami dan Cikal bisa menciptakan kerja sama yang baik untuk penuhi kebutuhan anak,” ucap Ryrie.

Sementara itu, sang Ayah, Muhammad Yusuf Sahriza Lubis mengatakan sejak usia dini Rasya telah diperkenalkan olahraga sebagai gaya hidup yang menyenangkan.

Ia mengatakan, olahraga diperkenalkan sebagai cara untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan selain pendidikan di sekolah.

“Sebagai keluarga, kami berprinsip bahwa proses pendidikan itu tidak hanya akademik, selain itu kami yakini juga bahwa anak itu harus kuat jasmani dan rohani. Oleh karena itu, kami perkenalkan Rasya dan kedua adiknya sejak usia dini pada olahraga sebagai gaya hidup yang menyenangkan tanpa pernah kami paksa. Mereka dapat mencoba beragam olahraga, menikmati yang dijalani, hingga akhirnya Rasya menemukan sepak bola sebagai bidang olahraga yang disukai,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com