Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unpad: 4 Kesalahan Ini Harus Diperbaiki dalam Penulisan Karya Ilmiah

Kompas.com - 26/05/2021, 15:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahasiswa semester akhir, sering kali merasa kesulitan saat menyusun karya ilmiah akademik, perlu langkah khusus.

Walaupun aktivitas menulis karya ilmiah sudah lama dilakukan di Indonesia, masih banyak kesalahan yang umum dilakukan mahasiswa saat menyusun karya ilmiah.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) Lina Meilinawati, menjabarkan sejumlah kekeliruan umum yang kerap dilakukan mahasiswa saat menyusun karya ilmiah, baik teknis maupun nonteknis.

Dilansir dari laman Unpad, setidaknya ada sejumlah kekeliruan yang umum dijumpai pada karya ilmiah, baik pada laporan tugas akhir, skripsi, tesis, maupun disertasi.

Baca juga: Universitas Pertahanan Buka Beasiswa S2, Bebas Biaya Kuliah dan Hidup

Hal tersebut disimpulkan Lina dan tim saat melakukan penelitian ke sejumlah karya ilmiah di berbagai fakultas di Unpad.

Kekeliruan ini tidak hanya dijumpai pada mahasiswa jenjang Sarjana ataupun Sarjana Terapan. Karya ilmiah yang ditulis mahasiswa Pascasarjana pun kerap ditemukan sejumlah kekeliruan. Lalu, apa yang sering menjadi kesalahan dalam penulisan? 

Ketidaksesuaian analisis dengan identifikasi masalah

Lina mengatakan, kekeliruan umum yang paling banyak dijumpai adalah identifikasi masalah yang tidak sesuai dengan analisisnya.

Ibaratnya, identifikasi masalah merupakan janji yang dikeluarkan oleh penyusun karya ilmiah. Janji ini harus ditepati melalui analisis yang sesuai. Sayangnya, banyak analisis yang dilakukan tetapi tidak sesuai dengan identifikasi masalah yang diajukan.

“Contohnya, pertanyaan penelitiannya ada dua, tetapi ternyata analisisnya ada tiga atau malah sebaliknya,” kata Lina.

Selain itu, penyusun juga tidak menerapkan teori saat melakukan penelitian. Hal ini umum terjadi pada skripsi yang ditulis oleh mahasiswa jenjang Sarjana. “Karena mungkin kelemahan mahasiswa S1 itu ada pada teori. Jadi biasanya teorinya tidak dipakai di dalam analisis,” kata Lina.

Baca juga: Unpad Tawarkan Banyak Program bagi Calon Mahasiswa Tidak Mampu

Tidak fokus ke masalah

Dosen Program Studi Sastra Indonesia Unpad ini memaparkan, acapkali mahasiswa tidak fokus dalam menjelaskan tema penelitian. Hal ini terlihat dari bab pertama atau pendahuluan yang menjadi mukadimah dari suatu karya ilmiah.

Adakalanya, pendahuluan menjelaskan paparan yang terlalu luas. Padahal, Lina menganjurkan agar mahasiswa sebaiknya fokus langsung menjelaskan tema penelitian.

“Sebetulnya sekarang menulis itu temanya mau apa kenapa tidak itu saja yang langsung diangkat dalam tulisan hingga orang itu tertarik untuk membaca tulisan,” kata Lina.

Kesalahan berbahasa

Kesalahan berbahasa juga menjadi kekeliruan umum yang kerap dijumpai pada karya ilmiah. Kekeliruan ini terlihat dari segi penulisan maupun logika berbahasa.

Lina mengatakan, dari segi kesalahan penulisan, rata-rata mahasiswa tidak bisa membedakan antara kalimat tunggal dan majemuk. Salah satu contohnya adalah penggunaan kalimat majemuk yang tidak lengkap.“Dalam kalimat majemuk ternyata hanya anaknya saja, induk kalimatnya tidak ada,” terangnya.

Baca juga: 4 Tips Atasi Stres agar Skripsi Bisa Cepat Selesai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com