Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Ada Syarat Khusus Lokasi Wisata Bisa Dibuka

Kompas.com - 20/05/2021, 12:55 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Libur panjang hari raya membuat beberapa lokasi wisata dipadati pengunjung. Membuat beberapa kepala daerah seperti di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta mengambil kebijakan untuk menutup sementara guna antisipasi  lonjakan penyebaran Covid-19.

Soal penutupan lokasi wisata selama masa pandemi ini didukung oleh Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Prof. Janianton Damanik.

Menurutnya, kepentingan kesehatan masyarakat perlu didahulukan daripada membuka destinasi wisata, mengingat adanya risiko melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Pakar IPB: Ini Cara Alami Obati Tekanan Darah Tinggi

“Saya kira penutupan ini bukan sesuatu yang aneh. Jangan dibenturkan dengan (penutupan) dengan soal ekonomi, jika kita belum bisa menjamin kesehatan masyarakat maka ini bisa menjadi bumerang. Jika terjadi ledakan Covid-19, tentu tidak mudah diatasi apalagi ancaman munculnya varian baru. Karena itu pemerintah harus konsisten harus tutup,” kata Janianton, dilansir dari laman resmi ugm.ac.id.

Menurut Janianton, untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 ini tidak bisa bergantung dengan pemerintah untuk selalu mengawasi masyarakat agar taat protokol kesehatan baik saat bepergian maupun saat berliburan.

Pengunjung wisata menurutnya harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Oleh karena itu, pembukaan destinasi wisata harus disertai dengan ketaatan pengunjung dalam menerapkan protokol kesehatan secara benar.

”Kita selalu menunjuk bahwa pemerintah harus bekerja maksimal, tapi jika masyarakat tidak disiplin maka semua itu tidak akan mudah,” imbuhnya.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Upaya penanggulangan pandemi sekarang ini menurutnya menjadi persoalan bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Apabila masyarakat bisa menerapkan disiplin protokol kesehatan maka pembukaan destinasi wisata tidak akan menjadi masalah.

“Semua harus berbarengan, membuka destinasi juga diikuti protokol kesehatan. Jika sudah jalan maka diikuti juga sanksi bagi mereka yang melanggar,” katanya.

Dari sisi kepariwisataan sekarang ini, pembukaan destinasi wisata di masa pandemi menurut Janianton tak ubahnya dengan mengeluarkan kebijakan spekulatif.

Sebab, membuka kunjungan destinasi wisata berarti pemerintah dan masyarakat harus siap dengan risiko bertambahnya kasus corona apabila tidak terjaminnya penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata.

“Sekarang ini semua destinasi dibuka, mudah-mudahan tidak muncul klaster baru,”harapnya.

Selain meningkatkan edukasi masyarakat soal pentingnya penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata, Janianton juga menyarankan agar pemerintah bisa membuat kebijakan baru bagi mereka yang mau berwisata.

Baca juga: Pakar UGM: Soal TWK, KPK Perlu Evaluasi

Salah satunya pemerintah perlu memastikan warga masyarakat yang boleh bepergian untuk wisata adalah mereka yang sudah divaksin.

“Artinya vaksin sebagai jaminan. Karenanya pemerintah didorong mempercepat vaksinasi massal agar semua warga memiliki kesempatan yang sama untuk berwisata,”katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com