Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pertiga Siswa Indonesia Anggap Kecerdasan Tak Bisa Diubah, Ini Dampaknya

Kompas.com - 17/05/2021, 08:49 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak dua pertiga atau sekitar 66 persen murid Indonesia menganggap bahwa kecerdasannya tak bisa diubah.

Sayangnya, anggapan tersebut nyatanya memengaruhi pola pikir (mindset) yang akan mengantarkan pada perilaku dan hasil yang berbeda dalam hal pengembangan diri secara signifikan.

Data tersebut dipaparkan dalam data PISA tahun 2018. PISA sendiri merupakan Program Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk Penilaian Pelajar Internasional.

PISA mengukur kemampuan anak usia 15 tahun untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan membaca, matematika dan sains mereka untuk memenuhi tantangan kehidupan nyata.

Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021

Selain mengevaluasi sistem pendidikan dengan mengukur kinerja siswa di pendidikan menengah, terutama pada tiga bidang utama, yaitu matematika, sains, dan literasi, PISA juga mengukur persentase siswa peserta tes PISA dari 78 negara terkait "kecerdasan adalah hal yang tidak bisa kamu ubah".

Hasilnya, lebih dari dua pertiga murid Indonesia yang mengikuti tes PISA setuju bahwa kecerdasannya tidak bisa diubah dan masuk dalam kelompok "fixed mindset".

Sementara murid yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut dianggap memiliki "growth mindset" karena orang yang percaya bahwa kecerdasan bisa diubah kemungkinan besar akan menantang dirinya untuk berkembang.

Apa dampak fixed mindset dan growth mindset?

Melansir laman platform edukasi Zenius Education, pola pikir (mindset) akan mengantarkan pada perilaku dan hasil yang berbeda dalam hal pengembangan diri secara signifikan.

Baca juga: Kemendikbudristek: Sekolah Tatap Muka Juli, Orangtua Berhak Memilih

Melansir Arki Sudito, Co-founder & CEO Growth Center dan Alistair Tody seperti ditulis Kompas.com, fixed mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kualitas dasar diri, seperti intelegensi atau bakat, bersifat menetap.

Seseorang dengan fixed mindset percaya bahwa kemampuan untuk melakukan sesuatu dipengaruhi oleh faktor genetis atau bawaan. Mereka meyakini bahwa keterampilan dan keahlian bersifat terberi (given).

Berikut dampak fixed mindset yang dimiliki dua pertiga siswa Indonesia:

1. Cenderung menghindari tantangan.

2. Mudah menyerah saat menemukan hambatan.

3. Menjadikan usaha sebagai sesuatu yang hanya perlu dilakukan oleh orang-orang yang berkemampuan rendah.

4. Cenderung mengabaikan kritik, termasuk kritik yang membangun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com