Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog UGM: Jangan Abai Prokes meski Sudah Divaksin

Kompas.com - 07/05/2021, 07:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini pemerintah masih menjalankan program vaksinasi Covid-19 yang akan diberikan ke masyarakat Indonesia secara bertahap.

Dengan pemberian vaksin bagi masyrakat, diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menyudahi pandemi yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini.

Namun, perlu diingat bahwa pemberian vaksin tidak menjamin kamu aman dari paparan Covid-19.

Hal ini disebabkan efikasi vaksin Covid-19 yang ada saat ini belum mencapai 100 persen.

Baca juga: Ini 12 Langkah Ikuti Pendaftaran Beasiswa Kemendikbudristek 2021

Tetap jalankan prokes setelah vaksin

Setelah mendapatkan vaksin lengkap, masyarakat diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat beraktivitas di luar rumah.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Riris Andono Ahmad meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan prokes pencegahan Covid-19 meski telah divaksinasi.

"Dengan vaksin yang ada saat ini belum ada yang 100 persen memberikan kekebalan terhadap Covid-19," kata Riris dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Yuk Simak Mitos dan Fakta Seputar Susu UHT Menurut Guru Besar IPB

Efikasi tiap vaksin berbeda

Riris memberi contoh, pada vaksin Sinovac yang dipakai di Indonesia memiliki efikasi atau kemanjuran sebesar 65,3 persen.

Artinya, dari 100 orang yang divaksin masih ada kemungkinan sebanyak 34,7 persen masyarakat yang bisa terinfeksi Covid-19.

Hanya saja orang yang telah divaksin memiliki risiko keparahan sakit akibat Covid-19 lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak divaksin.

"Kita tidak tahu menjadi bagian yang 65 persen atau 35 persen Karenanya mau tidak mau harus tetap mematuhi protokol kesehatan 5M," ungkap Riris.

Riris menambahkan, pada vaksin Covid-19 lainnya tentu memiliki efikasi yang berbeda. Misalnya, vaksin Pzifer memiliki efikasi 95 persen dan vaksin Moderna dengan efikasi 94,5 persen.

Dengan efikasi yang lebih tinggi akan lebih memproteksi terhadap infeksi Covid-19.

"Memang akan lebih memproteksi, tetapi dengan durasi imunitas yang terbatas jika tidak mampu meng-cover 70 persen populasi dalam waktu durasi imunitasnya maka penularan akan tetap terjadi," beber Riris.

Vaksinasi langkah ideal hentikan pandemi

Seperti diketahui kekebalan kelompok atau herd immunity baru dapat tercapai apabila 70 persen populasi telah memiliki kekebalan dalam jangka waktu durasi imunitas.

Riris menekankan, sampai sekarang belum ada satupun vaksin dengan efikasi 100 persen. Dengan begitu masyarakat tetap diminta untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Menurut Riris, kalau ada vaksin dengan kemanjuran 100 persen dengan durasi imunitas yang panjang atau lama, selama ini bisa menjadi teknologi ideal menghentikan pandemi.

Namun, hingga saat ini belum ada vaksin dengan efikasi 100 persen.

"Jadi walau sudah divaksin tetap masih harus menjalankan prokes untuk melindungi orang-orang disekitar kita. Terutama yang belum divaksin," tutup Riris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com