Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Sekolah di Yogyakarta Bakal Uji Coba Tatap Muka 19 April 2021

Kompas.com - 08/04/2021, 08:28 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyusul Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang menggelar uji coba sekolah tatap muka Rabu (7/4/2021), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga melakukan langkah serupa.

Nanti, pada 19 April 2021 ada 10 sekolah yang siap membuka pembelajaran tatap muka. Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menerangkan pelaksanaan tatap muka dilakukan di sepuluh SMA dan SMK percontohan yang ditunjuk. Sepuluh sekolah tersebut antara lain:

  • SMAN 1 Pajangan, Bantul
  • SMAN 1 Gamping, Sleman
  • SMAN 1 Sentolo, Kulonprogo
  • SMAN 6 Yogyakarta
  • SMAN 2 Playen, Gunungkidul
  • SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul
  • SMKN 1 Yogyakarta
  • SMKN 1 Pengasih, Kulonprogo
  • SMKN 1 Bantul
  • SMKN 1 Depok Sleman

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

"Kita sudah membolehkan (pembelajaran) tatap muka untuk mahasiswa dan SMA April ini. Pertengahan April nanti uji coba di 10 sekolah," terang Aji saat ditemui di Kompleks Kepatihan (7/4/2021).

Aji mengatakan, seluruh guru dan tenaga kependidikan di sepuluh sekolah tersebut telah menerima suntikan vaksin Covid-19 hingga dosis kedua.

Upaya itu menjadi syarat mutlak untuk menggelar pembelajaran luring dalam rangka mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Guru sebagian besar sudah (divaksin). Sepuluh sekolah itu ada 800 orang dia sudah melaksanakan vaksin dosis dua," jelasnya.

Baca juga: 22 Persen Sekolah Sudah Tatap Muka, Seperti Ini Pelaksanaannya

Di sisi lain, Pemda DIY juga telah mengizinkan perguruan tinggi untuk menggelar kuliah tatap muka secara terbatas.

"Ini kan perguruan tinggi minta izin melaksanakan Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) secara offline. Mereka sudah menyiapkan segalanya untuk mencegah penularan. Nanti para calon peserta kita minta bawa hasil negatif (swab antigen)," tandasnya.

Sekolah diminta data lengkap guru mulai kendaraan hingga komorbid

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya mengatakan untuk uji coba tatap muka pada 19 April, bisa dilakukan setelah kelompok guru dan tenaga pendidik mendapat vaksinasi.

Guru-guru di 10 sekolah itu sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi corona pertama 19 Maret, dan kini telah mendapatkan dua kali dosis vaksin. Dengan ini, maka kekebalan tubuh para guru terbentuk setelah 28 hari.

"Uji coba kemungkinan tanggal 19 April karena vaksinasi terbentuk 28 hari dari vaksin pertama. Vaksin pertama 19 Maret jadi sampai tanggal 16 April (terbentuk 28 hari). Kebetulan 16 April ini juga libur awal puasa, jadi mulai 19 April," jelas Didik.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Sementara untuk guru-guru lain, sejak 6 April 2021, sudah ada 4.000 guru yang telah menjalani vaksinasi corona. Begitu juga guru-guru di kabupaten/kota seluruh DIY.

Selain itu, ia juga memastikan tenaga pendidik dan kependidikan sekolah-sekolah tersebut telah melaksanakan vaksinasi Covid-19. Kesepuluh sekolah itu juga diminta untuk memenuhi persyaratan lainnya berkaitan dengan protokol kesehatan dan pendataan Covid 19.

Misalnya, melengkapi pendataan guru-guru atau tenaga kependidikan yang ada. Dalam hal ini, sekolah diminta untuk lebih merinci lagi mulai dari daerah asal, jenis transportasi, hingga informasi kesehatan warga sekolahnya.

"Nantinya, data-data guru itu harus dilengkapi. Mulai mereka berangkat dari mana, menggunakan kendaraan apa, tinggal di zona apa. Lalu apakah mereka punya penyakit komorbid atau tidak, sekolah itu sudah harus punya data-data itu," jelasnya.

Untuk prasarana protokol kesehatan yang perlu disiapkan di antaranya fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan, hingga alat pelindung diri dari masker hingga face shield.

Baca juga: Ini Biaya Kuliah di Universitas Indonesia 2021 Program S1 Reguler

Pihak sekolah juga diminta membuat jalur yang digunakan untuk keluar masuk siswa dan guru saat tiba di sekolah. Ruang kelas pun sudah ditata sedemikian rupa guna meminimalisir kontak yang terjadi antara siswa.

Terkait jadwal pembelajaran pun sudah diatur. Sementara, kapasitas murid yang akan dibatasi kehadirannya hanya 50 persen dari total murid yang ada di kelas.

"Kurang lebih, ya tiga jam. Misal jam 07.00 WIB - 10.00 WIB, terus yang shift kedua jam 09.00 WIB - 12.00 WIB dan itu bisa modifikasi. Masing-masing sekolah bisa berbeda, tapi prinsipnya bagaimana mengatur agar tidak terjadi kerumunan serta tetap pada penerapan prokes," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com