Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Peran Keluarga Menyukseskan Program Merdeka Belajar

Kompas.com - 06/04/2021, 13:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENDIDIKAN merupakan salah satu komponen kunci yang membawa pertumbuhan dan kemajuan ke dalam masyarakat. Semakin banyak orang dalam suatu masyarakat berpendidikan, semakin besar mereka dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Fakta ini menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah untuk berinvestasi dalam pendidikan lebih dari sebelumnya.

Fakta lain yang menambah nilai pentingnya pendidikan adalah bahwa pendidikan berperan penting dalam kehidupan individu. Di era "pembelajaran seumur hidup", memahami pentingnya pendidikan juga merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

Dalam konteks “pembelajaran seumur hidup” itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah Menteri Nadiem Makarim gencar mengembangkan konsep Merdeka Belajar.

Peran penting keluarga

Pertanyaannya, siapa saja yang berperan dalam menyukseskan program Merdeka Belajar? Jawabannya, tentu saja adalah semua pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari keluarga, komunitas agama, sekolah hingga pemerintah.

Namun, menurut penulis, dari semuanya, yang memaikan peran paling utama adalah keluarga. Sebab, keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama. Dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapat pendidikan dan bimbingan.

Perihal peran keluarga dalam pendidikan dapat disimak dari pandangan Edwin B Flippo, profresor bidang manajemen personal dari University of Arizona, Amerika Serikat. Menurut Flippo, peran keluarga dalam pendidikan, dapat digali dari pengertian istilah ‘pendidikan, pelatihan’ dan ‘keluarga”.

Pendidikan, jelasnya, adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman secara umum tentang lingkungan kita secara keseluruhan, sedangkan pelatihan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu.”

Sementara itu, istilah keluarga, memiliki beberapa arti. Pertama, keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Kedua, hubungan sosial di mana keluarga relatif tetap didasarkan pada hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

Ketiga, hubungan antar keluarga yang diilhami oleh penataan kasih sayang dan rasa tanggung jawab.

Dan, keempat, fungsi keluarga adalah memulihkan, mengasuh, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasi sehingga mereka menjadi mampu mengendalikan diri dan memiliki jiwa sosial.

Dalam konteks pendidikan, keluarga adalah satu kesatuan sistem sosial yang menyediakan situasi belajar bagi sang anak.

Keluarga membantu anak untuk meniru, menumbuhkan dan mengembangkan sifat persahabatan, cinta, hubungan interpersonal, kerjasama, disiplin, perilaku yang baik, dan pengakuan otoritas.

Tanggung jawab keluarga

Sementara itu, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, dalam buku mereka, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008) menyatakan, keluarga bertanggung jawab penuh mendampingi dan membimbing sang anak agar memiliki kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan pada lembaga selanjutnya yaitu sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com