Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Sekolah Tatap Muka Tidak Bisa Digantikan

Kompas.com - 01/04/2021, 08:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan sekolah tatap muka memang sulit untuk digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Hal itu dikarenakan banyak sekali dampak negatif yang berkepanjangan dengan dilakukannya PJJ, seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan sebagainya.

Baca juga: Mendikbud: Semua Sekolah Wajib Sudah Belajar Tatap Muka di Juli 2021

"Memang PJJ untuk kesehatan dan keselamatan serta tumbuh kembang dan hak siswa. Tapi, manfaat sekolah tatap muka kenyataannya sulit untuk digantikan dengan PJJ," ucap Nadiem melansir laman Kemendikbud, Kamis (1/4/2021).

Untuk diketahui, Indonesia adalah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh.

Sementara 23 negara lainnya sudah melaksanakan sekolah tatap muka.

UNICEF menyebut bahwa anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung semakin tertinggal dan dampak terbesar dirasakan oleh anak-anak yang paling termarjinalisasi.

"85% negara di Asia Timur dan Pasifik telah membuka belajar tatap muka. Berdasarkan kajian UNICEF, pemimpin dunia diimbau agar membuka sekolah tatap muka," jelas dia.

Dia membuka, guru dan tenaga kependidikan harus menjalankan vaksinasi terlebih dahulu sebelum membuka sekolah tatap muka.

Pemerintah menargetkan vaksinasi guru, dosen, dan tenaga kependidikan bisa selesai di akhir Juni 2021.

Baca juga: Kemendikbud: Aturan Lengkap Belajar Tatap Muka di Sekolah

Dengan begitu semua sekolah sudah menjalankan tatap muka di Juli 2021.

"Jadi bukan di Juli 2021 bisa menjalankan sekolah tatap muka, bisa dari sekarang. Tapi, yang benar harapannya semua sekolah sudah jalankan tatap muka di Juli 2021," tegas dia.

Dukungan dari DPR

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mendukung pelaksanaan sekolah tatap muka.

Hetifah menyampaikan, PJJ yang berkepanjangan sudah banyak dampak negatifnya. Antara lain, kesenjangan hasil belajar dan banyak anak-anak yang mulai putus sekolah.

"Mereka juga bekerja atau menikah di usia dini," jelas dia.

Senada dengan Hetifah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mendukung untuk segera dilaksanakan sekolah tatap muka terbatas.

Dia mengatakan sekolah tatap muka dilakukan untuk menghindari learning loss.

Baca juga: Mendikbud Tegaskan Kuota Sekolah Tatap Muka Hanya 50 Persen

"Kondisi ketika anak-anak akhirnya lebih banyak bermain online, tidur di rumah atau hanya mendengarkan guru tanpa memperhatikan harus kita hadapi dan harus kita ubah," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com