Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKB 4 Menteri: 3 Kegiatan Belum Diperbolehkan Saat Sekolah Tatap Muka

Kompas.com - 30/03/2021, 13:51 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, Indonesia termasuk negara yang cukup tertinggal melakukan pembelajaran tatap muka.

Bahkan sudah 85 persen negara di Asia Timur sudah melakukan tatap muka. Sejumlah pihak juga telah mengungkapkan, penutupan sekolah bisa menimbulkan loss of learning.

Belajar di rumah yang sudah berjalan 1 tahun lebih ini berdampak pada banyak hal. Nadiem mengungkapkan, selain berdampak pada pembelajaran anak, juga mempengaruhi perkembangan kesehatan mental anak-anak.

Selain itu juga orangtua sulit mendapatkan tambahan penghasilan dengan bekerja di luar karena harus mengurus anak di rumah.

Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021

"Di Indonesia muncul tren anak putus sekolah, penurunan pencapaian pembelajaran, dimana akses dan kualitas pembelajaran tidak tercapai dan menimbulkan kesenjangan ekonomi lebih besar," kata Nadiem Makarim dalam paparan SKB 4 Menteri yang disiarkan langsung di kanal Youtube Kemendikbud, Selasa (30/3/2021).

Berdampak pada psikososial anak

Menurut Nadiem, ada orangtua yang memilih menarik anaknya dari satuan pendidikan selama pandemi. Selain itu mungkin ada juga kekerasan domestik yang tidak terdeteksi. Risiko tidak hanya dari pembelajaran tapi juga psikososial anak. 

Mengingat rangkaian panjang dampak pembelajaran di rumah, pemerintah pusat  mengambil tindakan melalui SKB 4 Menteri ini agar ini tidak menjadi dampak permanen dalam suatu generasi jadi tertahan perkembangannya dan kesehatan mentalnya.

Baca juga: Dana BOS 2021, Mendikbud Nadiem: Gunakan untuk Persiapan Tatap Muka

"Satuan pendidik yang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan telah mengikuti vaksin lengkap wajib memberikan opsi tatap muka," tegas Nadiem.

PJJ juga memiliki dampak lain khususnya peserta didik yang sulit sinyal hingga tidak punya gawai. Nadiem mengungkapkan, sebenarnya sejak awal tahun 2021 pihaknya sudah memberikan pilihan pembelajaran tatap muka di tingkat pemerintah daerah. Khususnya daerah-daerah berzona hijau dan kuning.

Namun realita di lapangan, baru 22 persen sekolah yang melakukan tatap muka. Sedangkan di zona hijau baru 41 persen sekolah yang melakukan tatap muka terbatas. 

Kegiatan yang tidak boleh dilaksanakan

Oleh karena itu pemerintah pusat mendorong lebih jauh agar pembelajaran tatap muka terbatas bisa segera dilakukan. Nadiem menegaskan, selama tatap muka terbatas ini ada beberapa kegiatan yang belum boleh dilakukan. Antara lain:

Baca juga: Pakar UGM: Dampak Pandemi Covid-19 Ganggu Pertumbuhan Anak

1. Kegiatan di kantin 

Interaksi di kantin tidak diperbolehkan pada pelaksanaan tatap muka terbatas.

2. Olahraga

3. Kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan lain selain pembelajaran tidak boleh dilakukan di masa transisi.

"Kegiatan guru kunjung seperti biasa diperbolehkan dengan menjaga protokol kesehatan," tandas Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com