Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB: Sampah Jenis Baru Ini Berpotensi Cemari Teluk Jakarta

Kompas.com - 29/12/2020, 11:12 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sebelum pandemi Covid-19, sampah di beberapa titik aliran sungai didominasi sampah plastik. Namun ketika pandemi, ada sampah jenis baru yang masuk.

Berdasarkan penelitian oleh Guru Besar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Prof. Dr. Etty Riani ditemukan sampah jenis baru.

Adapun Prof. Etty melakukan penelitian bersama LIPI diwakili oleh Muhammad Reza Cordova, Intan Suci Nurhati dan Marindah Yulia Iswari beserta Nurhasanah dari Universitas Terbukatentang kondisi sampah di beberapa titik aliran sungai yang mengalir ke teluk Jakarta selama pandemi.

Dalam hipotesisnya itu, Prof. Etty menyampaikan bahwa terjadi penurunan jumlah sampah domestik, tapi ada peningkatan sampah medis di lingkungan karena tingginya penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan face shield.

Baca juga: Tips Pengendalian Rayap dari Akademisi IPB

"Kondisi sebelum pandemi, terlihat jumlah sampah cukup tinggi dan dominan dari plastik," ujar Prof. Etty dikutip dari laman IPB University, Senin (28/12/2020).

Konsumsi APD meningkat

Namun, terdapat sampah jenis baru di sungai yang akan terbawa ke Teluk Jakarta, yakni sampah medis. "Estimasi kami, terjadi peningkatan atau 'kebocoran' sampah medis dari yang sebelumnya tidak ditemukan, menjadi 15-16 persen," terangnya.

Dijelaskan, kebocoran sampah medis ini terjadi karena konsumsi alat pelindung diri sekali pakai yang tinggi pada masyarakat.

Di sisi lain, meskipun telah ada aturan dalam penanganan sampah medis, namun tetap ada oknum yang melakukan pelanggaran dengan membuang sampah APD sembarangan ke lingkungan hingga akhirnya masuk ke badan air.

Adapun penelitian dilakukan sejak Maret hingga April 2020 di dua muara sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta yaitu Sungai Cilincing dan Sungai Marunda.

Tim ini mengoleksi sampah menggunakan jaring sepanjang 75 meter lalu dilakukan pengelompokan jenis sampah. Bahkan hasil riset ini telah diterbitkan pada Jurnal Internasional Chemospher-Elsevier.

Dari temuan ini tentu bobot sampah mengalami peningkatan. Jika ditinjau secara kelimpahan, jumlah sampah juga meningkat karena adanya jenis sampah baru yakni sampah medis.

Beban pencemaran meningkat

Selain itu sampah didominasi oleh sampah plastik dan juga styrofoam. "Dominasi sampah plastik sebesar 46 persen secara kelimpahan atau jumlah dan setara dengan 57 persen berat sampah," jelasnya.

Dengan adanya sampah jenis baru ini menurut Prof. Etty akan meningkatkan beban pencemaran dari sisi sampah.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan sampah tersebut membawa mikroorganisme patogen, melepas bahan aditif dan menjadi tempat "penempelan" bahan berbahaya dan beracun yang sudah ada di ekosistem perairan.

Baca juga: Mahasiswa UB: Pakai Enzim Ini, Sampah Plastik Terurai Cepat

"Di sisi lain, kemungkinan mikroplastik akan lebih banyak dihasilkan dari sampah medis yang masuk ke lingkungan tersebut," tanas Prof. Etty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com