Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Layanan Digital Bantu Atasi Permasalahan Kampus di Masa Pendemi

Kompas.com - 08/12/2020, 21:03 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Tidak hanya dalam pembelajaran, pembelajaran dari rumah yang ditetapkan Pemerintah melalui Kemendikbud sebagai dampak pandemi global Covid-19 juga berpengaruh pada sisi finansial dan administrasi pendidikan.

 

Beberapa kampus mengaku pandemi ini membawa dampak pada masalah keuangan kampus menjadi tidak stabil yang umumnya disebabkan berkurangnya jumlah calon mahasiswa dan kesulitan pembayaran biaya pendidikan oleh mahasiswa.

Nugra, Marketing Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I), menuturkan saat pandemi berlangsung pendaftaran calon mahasiswa baru di setiap cabang LP3I memiliki jumlah yang berbeda-beda, bahkan cenderung timpang antar cabang.

Hal ini berdampak pada keuangan masing-masing cabang yang tidak merata dan keberlangsungan cabang dengan jumlah peminat terkecil yang terancam ditutup.

Lebih buruknya lagi, beberapa kampus mengalami penurunan jumlah peminat secara drastis dari tahun sebelumnya.

Baca juga: 10 Kampus Terhijau di Indonesia Versi UI GreenMetric 2020

 

Hal senada disampaikan Zaharuddin, Rektor Universitas Panca Sakti, “dampak Covid-19 untuk Universitas Panca Sakti cukup besar, terutama dari penerimaan mahasiswa baru yang jumlahnya berkurang sekitar 40-50 persen”.

Hal ini membuat manajemen kampus mencari digitalisasi yang tidak hanya meningkatkan kualitas manajemen pendidikan, namun juga dapat meningkatkan pemasaran dan keberlangsungan kampus tersebut.

Ian McKenna, Founder dan CEO Infradigital, startup Education & Financial Technology, menyampaikan pihaknya berkomitmen memberikan bantuan kepada lembaga pendidikan dalam pengelolaan keuangan yang terdampak akibat pandemi.

"Kami berharap dapat terus membantu lembaga pendidikan beserta dengan mahasiswanya untuk dapat memperlancar proses perjalanan mereka menuju cashless dan membantu permasalahan yang sedang mereka alami,” ungkap Ian melalui rilis resmi (8/12/2020).

Ia menjelaskan, pihaknya melalui jaringan IDN mendukung layanan digital lengkap dan terintergrasi mulai dari sistem informasi akademik, pembayaran biaya pendidikan, kegiatan belajar mengajar hingga penerimaan mahasiswa Bbaru (PMB).

"Jaringan IDN, membantu digitalisasi lembaga pendidikan dengan sistem mudah, terjangkau, dan terintegrasi di 18 kanal pembayaran seperti Gojek, Tokopedia, Indomaret, BliBli, LinkAja, dan lainnya," jelasnya.

Hal ini, lanjutnya, membuat pemasaran menjadi lebih luas karena adanya nama dan logo kampus yang tampil di kanal-kanal tersebut, serta orangtua menjadi lebih mudah dalam pembayaran biaya pendidikan dan pendaftaran kampus.

Ian mengungkapkan saat ini lebih dari 500 lembaga pendidikan dan 18 channel pembayaran ytergabung di Jaringan IDN, termasuk kampus-kampus seperti LP3I, Institut Teknologi (IT) PLN, Universitas Panca Sakti Bekasi, Universitas Muhammadiyah Kuningan dan STIMA IMMI Jakarta Selatan.

Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI), Budi Djatmiko berharap kerja sama Infradigital dan perguruan tinggi akan mampu memperbaiki pengelolaan dan mempercepat digitalisasi kampus sehingga mendorong peningkatan kualitas mutu dan layanan pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com