Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2020, 08:49 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta Prof Adi Utarini menyarankan masyarakat untuk lebih waspada terhadap demam berdarah dengue (DBD) pada masa datangnya musim hujan.

Ia menyebutkan, tahun 2020 ini kasus dengue mengalami kenaikan. Hingga 27 Oktober 2020 misalnya, data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus dengue hingga mencapai 93.178 kasus dengan 645 kasus kematian.

Untuk mencegah dengue, ia menyarankan masyarakat menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan asupan gizi yang seimbang.

"Termasuk olahraga rutin dan istirahat yang cukup," papar Prof Adi yang akrab disapa Prof Uut, seperti dikutip laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Ini 5 Syarat Guru Honorer Peroleh Subsidi Gaji Rp 1,8 Juta

Hal senada disampaikan oleh pakar Entomologi WMP Yogyakarta Warsito Tantowijoyo yang menyampaikan bahwa pada musim hujan biasanya terjadi kenaikan populasi nyamuk.

Kondisi ini, kata dia, ditambah dengan fenomena La Nina pada bulan November yang berpengaruh terhadap tingginya curah hujan di Indonesia.

"Di musim penghujan, banyak genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk," paparnya.

Pencegahan DBD

Selain menjaga kebersihan dan kesehatan, Prof Uut menuturkan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menekan DBD.

Baca juga: Penerima Subsidi Gaji Guru Honorer Alami Kendala? Lapor ke Sini

Dimulai dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), 1 rumah 1 jumantik, dan fogging.

Saat ini, paparnya, WMP Yogyakarta melakukan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia untuk mengurangi kasus DBD di Kota Yogyakarta.

“Kami mengembangkan teknologi Wolbachia yang telah terbukti efektif menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti," ujarnya.

Menurutnya, manfaat nyamuk ber-Wolbachia yang telah dirasakan oleh warga di wilayah pelepasan membuat pihaknya memperluas sebaran ke wilayah yang belum mendapat nyamuk ber-Wolbachia atas permintaan warga dan perangkat pemerintah setempat.

Ia memaparkan, penelitian selama 3 tahun ini telah menunjukkan hasil efikasi Wolbachia, yaitu Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kejadian dengue di area intervensi dibandingkan dengan di area pembanding.

Baca juga: 7 Bidang Ilmu Universitas Brawijaya Masuk Peringkat Dunia THE WUR 2021

Hingga saat ini, WMP Yogyakarta telah menyebarkan ribuan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dititipkan di rumah penduduk, lebih kurang selama 4–6 bulan, hingga persentase Wolbachia established di angka 60 persen.

"Perluasan manfaat Wolbachia melalui penitipan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di rumah penduduk dan fasilitas umum sudah berlangsung di 29 kelurahan di 15 puskesmas," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Amelia menyampaikan, memasuki musim hujan ini, Dinas Kesehatan mengingatkan puskesmas-puskesmas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap dengue.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat, jika ada gejala DBD atau Covid-19 agar langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk segera mendapat tindakan medis.

Baca juga: 4 Kampus Jurusan Komunikasi Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com