Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Orangtua Hindari Anak Jadi Korban atau Pelaku Kekerasan Seksual

Kompas.com - 28/09/2020, 16:35 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Melihat kasus kekerasan pada anak yang meningkat setiap tahunnya, Psikolog Elizabeth T. Santosa menyampaikan beberapa cara untuk orangtua menjaga anak menjadi korban dan perilaku kekerasan seksual.

Data dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menunjukkan bahwa jumlah kasus kekerasan seksual pada anak meningkat sebanyak 70 persen.

Pada 2018, terjadi 206 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sementara itu, angka kasus tersebut meningkat menjadi 350 perkara pada 2019.

Baca juga: Orangtua, Kebutuhan Dasar Anak Harus Dipenuhi Meski Pandemi

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi pernah menyampaikan bahwa jumlah perkara yang ada pada data tersebut belum merepresentasikan sepenuhnya keadaan yang sesungguhnya di masyarakat.

"Ini kan hanya puncak gunung es. Yang mengajukan permohonan ke LPSK itu mungkin kecil skalanya dengan yang sebenarnya terjadi," ujar Edwin pada Rabu (24/7/2019) kepada Kompas.com.

Faktor risiko kekerasan seksual

Bagi psikolog yang kerap disapa Lizzie, faktor risiko tertinggi perilaku kekerasan seksual berasal dari pola asuh orangtua yang permisif atau serba membolehkan anak.

Pola asuh orangtua yang permisif memberikan gadget kepada anak secara bebas tanpa supervisi, tanpa memahami pro dan kontra fungsi gadget, tanpa aturan main adalah salah,” tegas Lizzie pada Senin (28/9/2020).

Jika orangtua berlaku permisif dengan anaknya, Lizze menjelaskan bahwa hal tersebut menunjukkan kelalaian dalam memberikan perlindungan kepada anak dari bahaya menggunakan gadget secara bebas.

Pasalnya, media dan teknologi seperti pedang bermata dua yang memiliki dampak positif dalam pengembangan kualitas kognitif atau pola pikir anak. Namun, penyalahgunaan dapat menimbulkan adiksi atau kecanduan.

“Dalam kaitannya dengan perilaku kekerasan seksual, faktor risiko tertinggi bukan dari tontonan pornografi namun pada pola asuh orangtua,” kata Lizzie.

Tontonan pornografi lebih erat kaitannya dengan remaja dan perilaku seks bebas. Alasannya karena remaja yang teradiksi dengan pornografi mengalami pelemahan dalam fungsi (bagian otak prefrontal cortex) kontrol dan manajemen dirinya.

Cara orangtua asuh anak

Untuk menjaga anak menjadi korban maupun pelaku kekerasan seksual, Lizzie merangkum beberapa cara yang bisa orangtua terapkan. Berikut ini merupakan 4 cara tersebut:

1. Berikan pendidikan seksual sejak dini sesuai usia anak.

Pendidikan seksualitas berbeda dengan mengajarkan anak melakukan seks.

Melansir situs resmi Durex, pendidikan seks merupakan pengetahuan bagi anak untuk mengenal fungsi tubuhnya serta memahami etika dan norma sosial. Tujuannya agar anak tahu konsekuensi dari setiap perbuatannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com