Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITS Kembangkan Kawasan Eduwisata Herbal di Batu

Kompas.com - 10/09/2020, 16:39 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bersama Kelompok Tani Hutan Panderman dan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) akan mengembangkan kawasan eduwisata herbal berbasis energi terbarukan Oro-oro Ombo.

Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Bisnis Industri (PKKPBI) ITS Arman Hakim Nasution mengatakan, kawasan ini akan dirancang sebagai kawasan Green Techno Park (GTP) dan akan diisi pusat rehabilitasi penyakit stroke yang juga akan menjadi pusat penelitian herbal nasional.

Baca juga: Guru Besar UGM: Herbal sebagai Terapi Pendukung Pengobatan Covid-19

"Selain itu, GTP ini akan dilengkapi dengan area rekreasi alam, edukasi, garden workshop, greenhouse, camping ground, hingga area berkuda," kata Arman dalam keterangannya, seperti melansir laman Institut Teknologi Sepuluh November, Rabu (9/9/2020).

Arman berharap eduwisata GTP ini menjadi anak cabang dari Science Techno Park (STP) yang dimiliki ITS sehingga bisa lebih dikomersialkan dan dapat memberi manfaat besar bagi warga Batu.

Mencerdaskan masyarakat

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyambut baik kerja sama ini. Dia mengharapkan kerjasama ini akan berlanjut hingga 2025.

Dewanti menyatakan, masyarakat bersama Pemkot Baru merasa bahagia dan beruntung, karena ITS memilih daerah Batu sebagai area pengembangan kawasan eduwisata.

"Bukan hanya menambah keindahan Batu, realisasi hulu ke hilir ini juga membanggakan masyarakat Indonesia," tegas dia.

Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati menambahkan kerja sama ini akan menjadi langkah awal ITS untuk bisa berinovasi dalam bisnis eduwisata dan penelitian herbal. Paling penting, kerja sama ini bisa mencerdaskan masyarakat sekitar.

Baca juga: 18 Herbal Pendongkrak Imun Tubuh dari Akademisi UGM

"Jadi masyarakat sekitar dan para wisatawan di sana akan tercerdaskan, bisa lebih pintar mengenai pengetahuan herbal yang ada di GTP ini," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com