Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Kesetaraan Gender? Nyatanya Lulusan SMA dan S1 Banyak Perempuan

Kompas.com - 15/08/2020, 20:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski masih ada stigma kesetaraan gender di dunia pendidikan, namun nyatanya sekarang perempuan Indonesia banyak yang berpendidikan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof. Nizam pada talkshow gelaran ForMind Institute (ForTi) secara virtual, Sabtu (15/8/2020) sore.

Menurut Prof. Nizam, kesetaraan gender di Indonesia sudah sangat bagus. Hal ini karena didukung regulasi yang baik hingga perempuan-perempuan di Indonesia berpendidikan yang baik pula.

Baca juga: 7 Jurusan Kuliah Terbaik dan Prospek Kerja bagi Anak IPA

"Sekarang, justru di SMA lebih banyak perempuannya. Bahkan yang kuliah, perempuan juga lebih banyak dibanding laki-laki," ujar Prof. Nizam yang menjadi narasumber kunci pada talkshow tersebut.

Dari data yang dia sampaikan, untuk jenjang SD, SMP, dan SMK memang lebih banyak laki-lakinya. Tetapi selisihnya sangat sedikit.

SD

  • Laki-laki: 52,14 persen
  • Perempuan: 47,86 persen

SMP

  • Laki-laki: 51,10 persen
  • Perempuan: 48,90 persen

SMU

  • Laki-laki: 44,50 persen
  • Perempuan: 55,50 persen

SMK

  • Laki-laki: 57,13 persen
  • Perempuan: 42,87 persen

Sedangkan untuk lulusan kuliah, laki-laki kalah banyak dibanding perempuan yang kuliah. Ini data yang disampaikan Prof. Nizam.

Kuliah

  • Laki-laki: 705.315 (40 persen)
  • Perempuan: 1.050.924 (60 persen)

"Data tahun lalu, lulusan S1 perempuan lebih banyak. Tetapi untuk yang menjadi dosen, jumlah dosen laki-laki memang lebih banyak," tutur Dirjen Dikti pada talkshow bertema "Kalau Besar Mau Jadi Apa? Pentingnya Pendidikan untuk Perempuan Indonesia."

Untuk jumlah laki-laki yang sedikit melanjutkan kuliah, menurut Prof. Nizam karena beberapa faktor, misalnya banyak laki-laki yang memilih untuk bekerja.

Sedangkan jumlah dosen perempuan sedikit tentu karena banyak perempuan yang menjadi ibu rumah tangga.

Namun, banyak pula pemimpin perguruan tinggi yang dijabat oleh perempuan. Seperti rektor ITB, Unhas, Unpad, ITB Asia Malang, dan lain-lain.

Tak hanya itu saja, Dirjen Dikti juga menjelaskan mengenai dampak positif literasi perempuan:

  • mengurangi mortalitas balita
  • mengurangi kematian ibu melahirkan
  • meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
  • mengurangi perkawinan dini
  • menurunkan laju pertumbuhan penduduk
  • mengurangi malnutrisi
  • meningkatkan partisipasi politik
  • mengurangi KDRT dan pelecehan seksual

Adapun acara yang dimoderatori oleh Annisa Yudhoyono (Co-Founder Tunggadewi Foundation) tersebut dibuka dengan sambutan oleh Pendiri ForTi, Prof. Ketut Wikantika.

Baca juga: Cara Menulis Essay Beasiswa Kuliah bagi Calon Mahasiswa

Sedangkan narasumber talkshow ialah:

  1. Andini Effendi (jurnalis independen)
  2. Arti Indira (dokter spesialis gizi klinik)
  3. Melanie Masriel (director of Communications, Public Affairs & Sustainability PT. L’Oreal Indonesia)
  4. Sastia Putri (dosen dan peneliti Osaka University, Jepang dan Ketua Umum ForTi)
  5. Tissa Aunilla (pengusaha Pipiltin Cocoa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com