Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Berkah dan Tantangan PJJ di Tahun Ajaran Baru Era Normal Baru

Kompas.com - 15/07/2020, 08:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rudi Candra | Kepala SMPN 8 Dumai

KOMPAS.com - Covid-19 telah mengubah cara kita mendidik generasi masa depan.

Pertama, bahwa proses pendidikan di seluruh dunia semakin saling terhubung. Kedua, pendefinisian ulang peran pendidik. Ketiga, mengajarkan pentingnya keterampilan hidup di masa yang akan datang. Dan, keempat, membuka lebih luas peran teknologi dalam menunjang pendidikan.

Selain itu, pandemi virus corona menyebabkan tiga perubahan mendasar di dalam pendidikan global.

Pertama, mengubah cara jutaan orang dididik. Kedua, solusi baru untuk pendidikan yang dapat membawa inovasi yang sangat dibutuhkan. Ketiga, adanya kesenjangan digital menyebabkan pergeseran baru dalam pendekatan pendidikan dan dapat memperluas kesenjangan.

Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan betapa Covid-19 telah membuat percepatan transformasi pendidikan.

Baca juga: Sambut Tahun Ajaran Baru, Melirik Belajar Santai Berkualitas ala Finlandia

Percepatan transformasi

Mengapa transformasi terpaksa? Karena sesungguhnya perubahan tersebut merupakan suatu keniscayaan. Tetapi lajunya sangat lambat, sementara akibat Covid-19 transformasi tersebut mau tidak mau harus dilakukan.

Dalam waktu yang sangat singkat misalnya, seluruh dunia mengubah pola pembelajaran konvensional berbasis tatap muka di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sangat mengandalkan teknologi.

UNICEF, WHO dan IFRC dalam COVID-19 Prevention and Control in Schools (Maret, 2020) menyebut bahwa ketika situasi persebaran virus semakin cepat maka sekolah harus ditutup dan proses pendidikan harus tetap berjalan melalui kegiatan pembelajaran online dengan menggunakan berbagai media.

Data UNESCO (2020) menyebutkan, 1,5 miliar siswa dan 63 juta guru di tingkatan sekolah dasar hingga menengah di 191 negara terdampak pandemi Covid-19, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Dunia pendidikan kemudian, ‘terpaksa’ putar haluan untuk mengubah cara belajar berbasis perjumpaan tatap muka menjadi pembelajaran daring.

Transformasi digital secara terpaksa ini adalah cara yang paling aman untuk memutus penyebaran wabah akibat virus corona. Sebab, hak para siswa untuk mendapatkan pendidikan tetap menjadi prioritas tanpa mengabaikan kesehatan dan keselamatan jiwa.

Melihat hasil pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang sudah dilaksanakan selama tiga bulan terakhir dapat dilihat hasilnya bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tersebut.

"Berkah" PJJ

Menurut penulis kelebihan dari pembelajaran jarak jauh yang terjadi selama ini sebagai adalah meningkatkan kompetensi guru dalam menguasai teknologi.

Ini dapat dilihat dari guru-guru menguasai berbagai platform pembelajaran online seperti menguasai Google Classroom, Edmodo, Webex, Zoom, Jitsi dan lain-lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com