Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga SKD "Aspal", Ribuan Calon Siswa Jawa Tengah Cabut Berkas

Kompas.com - 25/06/2020, 20:12 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ancaman Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo untuk menyeret pemalsu Surat Keterangan Domisili (SKD) ke ranah hukum saat proses PPDB berbuah manis. Banyak dari orang tua siswa yang mencabut SKD saat pendaftaran berlangsung.

Hal itu diketahui Ganjar saat sidak proses penerimaan PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Rabu (24/6/2020). Dari laporan panitia, hingga hari ini ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD mencabut berkasnya.

“Sampai hari ini sudah banyak pak yang mencabut berkas SKD. Sementara ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD yang cabut berkas untuk mendaftar kembali dengan data yang benar,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri dikutip dari jatengprov.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Jangan Gunakan Surat Keterangan Domisili Aspal!

Cabut berkas SKD

Ganjar bahkan sempat menelpon salah satu orangtua siswa yang mencabut berkas SKD itu. Kepada Ganjar, orangtua calon siswa berinisial S membenarkan SKD yang digunakan mendaftar di salah satu SMAN di Pati adalah palsu.

Sebab, anaknya menginginkan sekolah di situ, namun jauh dari rumah, dan prestasi pun tak cukup untuk bersaing.

Namun S akhirnya sadar, apa yang dilakukannya itu salah. Setelah diperingatkan panitia PPDB sekolah dan membaca berita, ia memutuskan mencabut berkas SKD anaknya.

“Saya cabut karena takut pak, selain itu memang sudah diingatkan pihak panitia. Saya juga menyadari, bahwa saya salah, jadi saya cabut,” terangnya.

Bukannya memarahi, Ganjar justru mengucapkan terimakasih kepada S yang mau sadar dan jujur untuk mencabut berkas SKD-nya. Ia berharap, S tetap mendukung proses belajar anaknya dengan penuh kejujuran.

Maturnuwun panjenengan jujur (terima kasih anda sudah jujur), panjenengan mbantu luar biasa. Salam buat ananda ya,” ujar Gubernur Jateng.

Temuan saat sidak

Ganjar menerangkan, ada banyak temuan saat dirinya sidak ke kantor Disdikbud Jateng hari ini. Di antaranya terkait sertifikat lomba, zonasi, dan SKD.

“Ternyata setelah Pak Kepala Dinas membuat statemen dan saya juga, kami upload, alhamdulillah mulai ada kesadaran orang menarik SKD. Bahwa hipotesis kami yang menduga ada banyak pemalsuan SKD ada benarnya, bahwa mereka mengada-ada. Buktinya sekarang banyak yang mencabut,” kata Ganjar.

Kepada masyarakat yang menggunakan SKD palsu dan dengan sadar mencabutnya, Ganjar mengucapkan terima kasih. Mereka dengan sadar menyatakan, SKD yang digunakan aspal, asli tapi palsu, karena waktu dan periodenya tidak benar.

“Terima kasih yang sudah mencabut, tapi yang belum saya peringatkan. Ujungnya kalau tidak sesuai tetap kami coret, kasihan yang lain,” tegas Gubernur Ganjar.

Ganjar juga memerintahkan seluruh Kepala Sekolah di Jateng untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi data. Kalau ada yang tidak benar, pihaknya meminta tidak ragu untuk mencoret.

“Mari kita edukasi anak-anak kita ini untuk jujur. Kami masih memberi kesempatan untuk mencabut dan mendaftar kembali, tapi jangan gunakan SKD yang datanya tidak benar,” tutup Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com