Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Trisakti Gelar Upacara Peringatan Tragedi 12 Mei, Ini Pesan Rektor

Kompas.com - 12/05/2020, 11:29 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini, pada tanggal 12 Mei tepatnya 22 tahun yang lalu terjadi peristiwa bersejarah. Yakni pada 12 Mei 1998 terjadi Tragedi Trisakti yang memakan korban jiwa 4 mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta.

Peristiwa itu disebut sebagai perjuangan reformasi untuk pemberantasan KKN yang kian merebak hingga membuat negara krisis moneter pada kala itu.

Pada tanggal itu, atau 22 tahun yang lalu mahasiswa Universitas Trisakti memulai aksi di dalam kampus di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Baca juga: Selasa Kelam 12 Mei 1998, Terjadinya Tragedi Trisakti...

Sedangkan berada di luar terlihat aparat keamanan yang terdiri dari anggota polisi dan tentara berjaga-jaga.

Upacara digelar secara daring

Untuk memperingati peristiwa bersejarah itu, sivitas akademika Universitas Trisakti menyelenggarakan upacara peringatan di halaman kampus Universitas Trisakti.

Tak terkecuali pada Selasa 12 Mei 2020. Meski negara dan dunia masih dilanda wabah virus corona atau Covid-19, tetapi Universitas Trisakti tetap menyelengarakan upacara bendera dan dilakukan secara daring melalui kanal Youtube Universitas Trisakti.

Adapun Upacara Peringatan 22 Tahun Tragedi 12 Mei 1998 Universitas Trisakti digelar pada pukul 08.00 WIB. Usai dikibarkan, bendera kemudian oleh petugas diturunkan menjadi setengah tiang.

Ini sebagai tanda untuk memperingati tragedi Trisakti yang menelan korban jiwa sebanyak 4 mahasiswa Universitas Trisakti.

Harus ada terobosan

Dalam amanatnya, Pembina Upacara Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD yang juga Rektor Universitas Trisakti mengatakan, 22 tahun bukan waktu yang pendek.

"Banyak upaya dilakukan agar kasus Trisakti 12 Mei 1998 dapat terselesaikan. Namun sampai saat ini belum jelas dan belum dapat terselesaikan," ujar Prof Ali Ghufron.

Menurut Rektor Universitas Trisakti, harus ada terobosan agar kasus tragedi Trisakti dapat diselesaikan secara tuntas.

"Sebagai umat beragama kita harus saling memaafkan. Meski kita dapat memaafkan, tapi kita tidak akan pernah melupakan tragedi penembakan mahasiswa di dalam kampus Trisakti pada 12 Mei 1998," tegasnya.

Perjuangan pahlawan reformasi dilanjutkan

Untuk itulah pihaknya terus mengajak seluruh sivitas akademika Trisakti agar memperjuangkan kasus Trisakti ini, dan tetap melanjutkan cita-cita perjuangan pahlawan reformasi untuk mewujudkan keadilan di Indonesia.

Tak hanya itu saja, Rektor juga mengajak agar di masa pandemi Covid-19 ini semua berjuang bersama dalam memerangi virus corona, yakni dengan tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat dan mematuhi protokol penanganan Covid-19.

Pada kesempatan itu, Prof Ali Ghufron juga memberikan hormat kepada orangtua korban tragedi Trisakti 12 Mei 1998, diantaranya:

1. Ibu Karsiah, ibunda Hendriawan Sie (mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Angkatan 1996).

2. Bapak Zahir Mulyo Utomo, dan Ibu Laksmiati, orangtua Hery Hartanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin, Angkatan 1995).

3. Ibu Sumarni, ibunda Hafidin Royan (mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Angkatan 1995).

4. Bapak Boy Bagus Yoganandita, ayah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan Jurusan Arsitektur, Angkatan 1996).

Baca juga: Mengenal Bilik Disinfektan Trisakti di Surabaya, Modifikasi Shower dalam Bak Kaca Kamar Mandi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com