KOMPAS.com - Tersiar kabar soal retakan sepanjang 100 kaki atau sekitar 30,48 meter di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat (AS) dan diklaim terkait aktivitas gunung berapi.
Narasi tersebut ditemukan di akun Facebook ini pada 19 April 2023. Arsipnya dapat dilihat di sini.
"NASA Baru Saja Mengumumkan Retak Celah Lebar 100 kaki Yang Baru Saja Membuka Gunung Berapi Yellowstone dalam 24 jam," tulis akun tersebut, dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Lantas, bagaimana faktanya? Benarkah ada retakan sepanjang 30,48 meter di wilayah tersebut?
Retakan bebatuan memang terjadi, tetapi di Taman Nasional Grand Teton pada Juli 2018 lalu.
Dikutip dari situs Layanan Taman Nasional AS (NPS), retakan itu sepanjang 30,48 meter, dengan lebar dan tinggi sekitar 6,096 meter.
Retakan terjadi pada penopang batu di atas area pengamatan Hidden Falls, dekat Jenny Lake, Taman Nasional Grand Teton.
Wilayah tersebut merupakan lingkungan pegunungan dan bebatuan yang secara alamiah mengalami perubahan dinamis.
Kendati demikian, retakan itu tidak terkait aktivitas vulkanik di Taman Nasional Yellowstone.
Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) juga tidak mengumumkan soal adanya retakan terkait gunung berapi di Yellowstone.
Taman Nasional Yellowstone mencakup wilayah seluas 2,2 juta hektar, mulai dari Idaho, Wyoming, sampai Montana.
Berdasarkan hasil pantauan di situs NPS, tidak terpantau adanya kejadian retakan atau aktivitas gunung berapi yang ekstrem di Yellowstone.
Observatorium Gunung Api Yellowstone juga menyatakan, wilayah tersebut terpantau normal.
Sejauh ini gunung berapi aktif di taman nasional itu mengalami tiga kali letusan besar selama 2,1 juta tahun terakhir. Letusan paling terakhir terjadi sekitar 70.000 tahun yang lalu.
Situs USGA mencatat, sejauh ini tidak ada aktivitas vulkanik yang menunjukkan adanya letusan di Yellowstone.
Pihak Taman Nasional Yellowstone juga membantah ada retakan terkait aktivitas vulkanik.
"Retakan selebar 100 kaki tidak terbuka di Taman Nasional Yellowstone dalam 24 jam terakhir," kata perwakilan Taman Nasional Yellowstone, dikutip dari Reuters.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa narasi yang beredar di media sosial merupakan konten hasil manipulasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.