Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Keluarga Brigadir J Ajukan Permintaan ke Polri, Namun Tidak Ajukan Gugatan

Kompas.com - 04/03/2023, 15:55 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial menyatakan, Samuel Hutabarat yang merupakan ayah almarhum Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, menggugat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Berdasarkan unggahan itu, Samuel menuntut Kapolri agar menaikkan jabatan untuk anaknya dua tingkat, karena tewas dalam bertugas. Ada juga sejumlah permintaan lainnya.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui klaim itu berisi informasi yang tidak sepenuhnya benar. Ada yang perlu diklarifikasi dari informasi yang beredar itu.

Narasi yang beredar

Klaim yang menyatakan bahwa Samuel gugat Kapolri ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) itu beredar secara daring, di antaranya setelah dibagikan akun Facebook ini.

Unggahan berupa video itu memuat narasi bahwa Samuel dan kuasa hukumnya, Kamaruddin Simanjuntak, datang ke Mabes Polri untuk bertemu Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto pada 17 Februari 2023.

Mereka meminta hak Brigadir J, berupa membersihkan nama baik dari tuduhan yang berkembang di pengadilan kasus kematiannya, pengurusan asuransi di PT Asabri, dan pengembalian barang yang disita untuk proses hukum.

Keluarga juga meminta agar Brigadir J mendapatkan kenaikan pangkat dua tingkat menjadi Ajun Inspektur Dua (Aipda) anumerta.

Ditambah lagi, permintaan agar rumah dinas Ferdy Sambo (selaku orang yang dianggap sebagai otak pembunuhan) di Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang merupakan tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J dijadikan museum sebagai pengingat anggota Polri lainnya.

Keterangan yang disertakan dalam unggahan itu sebagai berikut:

Ket3rlalu4n !! Minta Pangkat Anaknya Di Naikan, Ayah Brigadir J N3kat Gug4t Kapolri Ke Ptun

Hoaks Ayah Brigadir J menggugat Kapolri ke PTUN agar anaknya naik pangkat dua tingkatTim Cek Fakta Kompas.com Hoaks Ayah Brigadir J menggugat Kapolri ke PTUN agar anaknya naik pangkat dua tingkat

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa narasi yang dibacakan dalam video sama dengan isi sejumlah artikel daring. Setelah diamati, isi artikel tidak ada yang mengatakan bahwa Samuel menggugat Kapolri ke pengadilan.

Narasi video itu, yang terkait keluarga Brigadir J yang datang ke Mabes Polri untuk bertemu Kabareskrim, sama dengan artikel di website ini.

Adapun permintaan itu terkait hak Brigadir J, lalu mengembalikan nama baiknya sambil menaikkan pangkatnya dua tingkat, serta menjadikan TKP pembunuhan sebagai museum, sama dengan artikel ini.

Pernyataan tertulis Ferdy dalam sidang etik Bharada E yang disampaikan dalam video itu, juga mirip dengan artikel ini.

Ada informasi yang perlu diluruskan terkait gugatan karena ada beberapa informasi yang tidak benar.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com