Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Tidak Ada Bukti George Floyd Tewas akibat Overdosis Obat

Kompas.com - 18/01/2023, 14:31 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Kematian George Floyd, pria kulit hitam Amerika Serikat (AS), pada Mei 2020 masih menjadi pembicaraan di media sosial.

Peristiwa itu menyulut protes besar-besaran soal diskriminasi rasial bertagar #BlackLivesMatter di AS.

Dikutip dari Kompas.id, Chauvin bersama sejumlah polisi Minneapolis menangkap Floyd pada Mei 2020.

Setelah tertangkap, Floyd ditelungkupkan dan Chauvin menekan lututnya ke leher belakang Floyd.

Adegan itu direkam banyak pihak, salah satunya oleh Darnella Frazier. Video rekaman Frazier diputar dalam persidangan.

Dalam video itu, Chauvin terekam menekan lututnya ke leher belakang Floyd selama 9 menit 29 detik.

Selain itu, muncul pula sejumlah klaim terkait penyebab kematian. Dilansir oleh Reuters pada 9 November 2022, klaim bahwa Floyd tewas karena overdosis beredar di media sosial.

Klaim itu disebarkan akun Twitter ini dan akun Facebook ini. Bahkan unggahan di Facebook ditambahi pendapat bahwa Chauvin seharusnya dibebaskan dari penjara.

 

https://twitter.com/CheshireCynical/status/1586129200410681344

Unggahan itu menyebutkan Floyd mengalami overdosis fentanil, obat pereda rasa sakit parah, yang kerap digunakan secara ilegal hingga menyebabkan kematian.

Situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS menyatakan, efek pereda sakit yang dihasilkan fentanil 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lipat dari morfin.

Pemeriksaan fakta

Pembuktian klaim itu dilakukan Reuters dengan menelusuri keterangan tim medis yang secara independen melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Floyd.

Lindsey Thomas, salah satu pemeriksa jenazah Floyd, telah memberikan kesaksian di persidangan.

Dia memaparkan bahwa satu-satunya penyebab kematian Floyd adalah penekanan di bagian leher yang dilakukan Chauvin. Dia menekan leher Floyd yang tangannya diborgol selama lebih dari sembilan menit.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia akan meninggal malam itu, kecuali karena interaksi dengan penegak hukum,” kata Thomas di persidangan.

Memang sempat tercetus pernyataan pengacara Chauvin, bahwa Floyd meninggal karena overdosis obat. Faktanya, jenazah Floyd mengandung fentanil 11 ng/mL, norfentanil pada 5,6 ng/mL, dan metamfetamin 19 ng/mL.

Namun klaim pengacara Chauvin telah dibantah para pemeriksa jenazah Floyd. Kandungan fentanil dengan kadar tersebut tidak menyebabkan Floyd overdosis, apalagi menimbulkan kematian.

Pemeriksa Medis Hennepin County, negara bagian Minnesota, tempat Floyd tewas, menyimpulkan bahwa kematian itu karena pembunuhan dengan cara pengekangan dan penekanan pada leher.

"Penggunaan fentanil oleh Floyd tidak menyebabkan subdual atau pengekangan leher, penyakit jantungnya tidak menyebabkan subdual atau pengekangan leher,” kata Kepala pemeriksa medis Hennepin County, Andrew Baker, dalam persidangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Jembatan Baltimore Runtuh karena Ledakan Dinamit

[HOAKS] Jembatan Baltimore Runtuh karena Ledakan Dinamit

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ustaz Adi Hidayat Mendoakan Prabowo Tidak Terkait Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Foto Ustaz Adi Hidayat Mendoakan Prabowo Tidak Terkait Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Fenomena Alam di Grobogan Pascagempa Bawean Bukan Gunung Api

[KLARIFIKASI] Fenomena Alam di Grobogan Pascagempa Bawean Bukan Gunung Api

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Jepang Larang Vaksinasi Covid-19 Berbasis mRNA

[HOAKS] Jepang Larang Vaksinasi Covid-19 Berbasis mRNA

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Fenomena Alam Gunung Lumpur Dinarasikan Bumi Meledak Setelah Gempa Tuban

[KLARIFIKASI] Fenomena Alam Gunung Lumpur Dinarasikan Bumi Meledak Setelah Gempa Tuban

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Telah Mendiskualifikasi Prabowo-Gibran

[HOAKS] MK Telah Mendiskualifikasi Prabowo-Gibran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gebyar Undian Berhadiah dari Bank Jatim

[HOAKS] Gebyar Undian Berhadiah dari Bank Jatim

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bantahan Prabowo soal Kenaikan Gaji Guru Tidak Terkait Pilpres 2024

[VIDEO] Bantahan Prabowo soal Kenaikan Gaji Guru Tidak Terkait Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Muncul Hoaks Prabowo Bertemu Muhaimin 19 Februari 2024, Simak Bantahannya

[VIDEO] Muncul Hoaks Prabowo Bertemu Muhaimin 19 Februari 2024, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto, Joe Biden Menodongkan Senjata ke Perempuan Tua

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto, Joe Biden Menodongkan Senjata ke Perempuan Tua

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Foto Buron Tidak Perlihatkan Pelaku Teror Penembakan Moskwa

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Foto Buron Tidak Perlihatkan Pelaku Teror Penembakan Moskwa

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Salah Satu Pelaku Teror di Moskwa Bukan Warga Negara Ukraina

[VIDEO] Salah Satu Pelaku Teror di Moskwa Bukan Warga Negara Ukraina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 Menyebabkan Kanker Turbo

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Menyebabkan Kanker Turbo

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Ledakan di Jembatan Crimea, Bukan Runtuhnya Jembatan Baltimore

[KLARIFIKASI] Video Ledakan di Jembatan Crimea, Bukan Runtuhnya Jembatan Baltimore

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Paket Beras Bergambar Puan Dibagikan Jelang Lebaran 2022, Bukan Kampanye Pemilu

[KLARIFIKASI] Paket Beras Bergambar Puan Dibagikan Jelang Lebaran 2022, Bukan Kampanye Pemilu

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com