KOMPAS.com - Pemerintah Peru mendeklarasikan darurat kesehatan akibat penyebaran virus flu burung H5N1 yang telah membunuh belasan ribu unggas.
Dilansir BBC, lebih dari 5.500 burung pelikan mati dalam beberapa pekan terakhir akibat wabah flu burung di Peru.
Bangkai-bangkai pelikan ditemukan di pantai dan juga di kawasan konservasi. Total, sudah ada lebih dari 13.000 unggas yang menjadi korban dari wabah flu burung di Peru.
Baca juga: Peru Musnahkan 37.000 Unggas karena Flu Burung
Departemen Kesehatan Hewan telah memperingatkan masyarakat untuk tidak menangani burung liar atau bangkainya, dan melaporkan jika menemukan hewan yang mati.
Selain mewabah di Peru, saat ini terjadi gelombang flu burung di Eropa dan Amerika Serikat. Sejumlah besar burung liar mati dan spesies burung laut terkena dampak paling parah.
Dikutip dari Reuters, flu burung juga tengah mewabah di Ekuador dan Amerika Serikat.
Di Ekuador, wabah flu burung pertama kali terdeteksi pada akhir November 2022 di sebuah peternakan unggas di provinsi Andes, Cotopaxi.
Temuan kasus infeksi virus H5N1 itu membuat otoritas setempat menerapkan tindakan karantina di seluruh area yang berpotensi terinfeksi.
Baca juga: Inggris Raya Umumkan Zona Pencegahan Flu Burung untuk Seluruh Wilayah
Sekitar 180.000 unggas di daerah itu akan disembelih untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas ke wilayah lain.
Sementara di Amerika Serikat, flu burung telah memusnahkan 50,54 juta unggas pada 2022.
Tingginya kerugian itu disebabkan penyakit tersebut membunuh unggas, dan petani terpaksa memusnahkan seluruh ternak untuk menghentikan penyebarannya.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, flu burung disebabkan oleh sejenis virus influenza. Lebih dari selusin jenis virus penyebab flu burung telah diidentifikasi, termasuk dua varian virus paling baru yang diketahui dapat menginfeksi manusia, yakni H5N1 dan H7N9.
Orang-orang yang pernah melakukan kontak dekat dengan unggas yang sakit memiliki risiko tinggi tertular flu burung, dan dalam beberapa kasus, flu burung juga dapat berpindah dari satu orang ke orang lain.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa tidak ada yang tertular virus flu burung dari makan unggas atau produk unggas yang dimasak dengan benar.
Baca juga: Kasus Flu Burung Ditemukan Lagi di AS, Industri Peternakan Diminta Waspada
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah menerbitkan pedoman pencegahan flu burung, yaitu: