KOMPAS.com -Pesepak bola legendaris Eric Cantona menjadi salah satu orang yang mengkritik keras Piala Dunia 2022 Qatar.
Legenda Manchester United itu menilai Qatar telah melanggar hak asasi manusia (HAM) dalam pembangunan infrastruktur untuk menyambut ajang empat tahunan tersebut.
Selama ini Qatar memang mendapat kecaman dari beberapa pihak, setelah banyaknya pekerja migran yang kehilangan nyawa, sejak negara tersebut ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2010.
Berdasarkan laporan dari The Guardian pada 2021, lebih dari 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh dan Sri Lanka meninggal di Qatar selama periode 2010-2020.
Baca juga: FIFA Uncovered dan Kontroversi Piala Dunia Qatar 2022...
Angka kematian tersebut pun kemungkinan besar terus bertambah, karena kematian yang terjadi pada akhir tahun 2020 belum termasuk di dalam data tersebut.
Banyaknya pekerja migran yang meninggal di Qatar, menurut laporan itu, tidak terlepas dari dimulainya program pembangunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain membangun tujuh stadion baru, Qatar juga melakukan pembangunan sejumlah proyek besar.
Proyek itu seperti bandara baru, jalan raya, sistem transportasi umum, hotel serta pembangunan di kota yang menjadi tempat pertandingan Piala Dunia.
Melihat fakta tersebut, secara terang-terangan Eric Cantona menyatakan tidak akan menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar.
Eks bintang tim nasional Perancis ini juga mengkritik FIFA sebagai organisasi yang hanya sekadar tertarik pada uang belaka.
"Secara pribadi, saya tidak akan menontonnya," kata Cantona dilansir dari Daily Mail.
Baca juga: 5 Fakta soal Piala Dunia 2022, Turnamen FIFA Pertama di Timur Tengah
Bagi Cantona, Piala Dunia Qatar telah mengkhianati nilai-nilai kesetaraan dalam olahraga sepak bola.
"Ini hanya tentang uang dan cara mereka memperlakukan orang-orang yang membangun stadion itu mengerikan. Dan ketika ribuan orang meninggal, banyak orang justru merayakan Piala Dunia ini," ujar pria yang kini menjalani karier sebagai aktor.