KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia.
Pada 2020, Global Burden Cancer mencatat ada 68.858 kasus kanker payudara atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia.
Selain itu, jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Baca juga: Perbanyak Konsumsi Makanan Ini untuk Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Elvida Sariwati mengatakan, seringkali penanganan kanker payudara baru dilakukan pada stadium akhir.
Padahal risiko kematian akibat kanker payudara bisa ditekan jika pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor penyebab kanker.
''Tujuh puluh persen dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Elvida, dikutip dari dari laman Kementerian Kesehatan.
Hal senada diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi, Zubairi Djoerban.
Menurut Zubairi, banyak pasien kanker payudara yang sembuh setelah ditangani pada stadium awal. Ia menekankan, kanker bukanlah panyakit yang tidak bisa disembuhkan.
“Salah sekali kalau dibilang kanker enggak bisa sembuh. Sebagian besar kanker payudara stadium awal itu banyak yang sembuh,” ujar Zubairi kepada Kompas.com (25/10/2022).
Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Dihindari
Zubairi menjelaskan, pada stadium awal kanker di payudara menyebar ke kelenjar ketiak. Kemudian kanker menyebar ke organ tubuh lain, seperti tulang, lever, otak, atau paru-paru.
Ia mengatakan, ketika kanker belum mencapai stadium empat dan baru menyebar sampai ke ketiak, kemungkinan sembuh sangat besar.
“Jadi kalau ada benjolan segera ke dokter. Kalau perlu biopsi ya harus biopsi. Sekarang pengobatan sudah maju banget. Jadi tingkat kesembuhan kanker payudara itu tinggi jika diobati lebih awal,” kata Zubairi.
Zubairi menjelaskan, klasifikasi penyebab kanker payudara dapat dibagi menjadi dua, yakni faktor yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
faktor yang tidak dapat diubah antara lain usia, genetik, riwayat reproduksi, dan riwayat pernah terkena kanker payudara.
“Kalau dia ada genetiknya, dalam waktu ke depan, 80 persen akan terkena kanker payudara,” ujar dokter yang pernah menempuh pendidikan di Perancis itu.
Baca juga: Pahami, Gejala Awal Kanker Payudara dan Cara Mendeteksinya